CANBERRA -- Mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia politik dalam pidatonya yang penuh emosi di Parlemen Australia.
Rudd, yang pernah menjabat sebagai anggota parlemen sejak tahun 1998, mengatakan dia akan meninggalkan parlemen akhir pekan ini. "Keputusan ini merupakan hasil dari pergulatan hati kami sebagai keluarga selama beberapa bulan terakhir,” katanya.
"Keputusan yang saya ambil ini bukan perkara mudah, tapi bagi saya keluarga adalah segalanya. Dan akan selalu demikian adanya. Karena itulah saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kedudukan saya sebagai anggota parlemen mulai minggu depan.”
Rudd memberi selamat kepada Tony Abbott dengan mengatakan jabatan sebagai perdana menteri merupakan ‘pekerjaan terberat di benua Australia'. "Saya do’akan Tony dan isterinya Margie beserta keluarganya yang terbaik dalam menghadapi tugas berat sebagai Perdana Menteri yang pasti terbentang di depan, "katanya.
Selain itu, Rudd juga menyampaikan pesan kepada pemimpin oposisi Bill Shorten, dan juga pendukungnya Anthony Albanese dan Chris Bowen
"Saya juga pernah menjabat sebagai pemimpin oposisi, dan ini bukanlah jabatan buat mereka yang berhati lemah. Akan selalu ada malam gelap yang panjang bagi jiwa anda, tapi percaya atau tidak, pagi akan selalu datang, terkadang lebih cepat dari yang anda kira, " katanya.
"Bill akan memberi kekuatan besar bagi oposisi. Saya sangat yakin dia akan mampu memimpin Partai Buruh kembali ke kursi kejayaan.”
"Saya berterima kasih kepada Albo (Anthony Albanese) atas pelayanan yang luar biasa sebagai wakil Perdana Menteri maupun memimpin parlemen. Albo adalah anggota parlemen yang paling tangguh di tempat ini, karena dia dikenal di kedua kamar parlemen."
Dan meskipun situasinya sangat emosional, Rudd mengakhiri pidatonya dengan menandatangi surat pengunduran diri.
"Dalam kesempatan terakhir di parlemen ini dan pengunduran diri saya menjadi tercatat resmi melalui surat pengunduran diri ini. Karenanya saya harus menandatangani surat ini,” katanya.