REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah Kamis (14/11) pagi menguat terhadap dolar AS setelah ekspektasi pelaku pasar uang bahwa the Fed masih akan menjalankan stimulus keuangannya. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakartabergerak menguat 65 poin menjadi Rp 11.540 dibanding posisi sebelumnya Rp 11.605 per dolar AS.
Analis pasar uang dari Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan pidato salah satu pejabat the Fed yang akan disampaikan mengindikasikan bahwa AS tetap menjalankan kebijakan moneter longgar untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi AS. Kondisi itu memberikan sentimen positif bagi rupiah untuk sementara waktu.
"Meski demikian, investor masih tetap waspada untuk mencari petunjuk kapan the Fed akan mulai kurangi program stimulus moneternya," kata Zulfirman di Jakarta, Kamis (14/11).
Ia menambahkan dari sisi teknikal harian, ruang penguatan bagi rupiah terhadap dolar AS masih ada meski bersifat terbatas. "Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp 11.455-Rp 11.670 per dolar AS untuk hari ini," tambahnya.
Ia juga mengatakan, BI yang menaikan suku bunga (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7,5 persen menambah daya tarik aset keuangan Indonesia di mata investor asing meski belum cukup untuk memicu penguatan bagi rupiah yang berkelanjutan terhadap dolar AS.