Kamis 14 Nov 2013 22:12 WIB

Pejabat Rusia Kunjungi Mesir

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Dewi Mardiani
Sergei Lavrov
Foto: .
Sergei Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dua menteri Rusia melakukan kunjungan bersejarah ke Mesir. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu datang ke Kairo untuk melakukan pembicaraan. Dialog ini diyakini akan mengubah haluan luar negeri Mesir selama puluhan tahun.

Kunjungan ini adalah pertemuan tingkat tinggi Rusia pertama dalam beberapa dekade terakhir. BBC melaporkan Kapal Angkatan Laut, Varyag yang berlabuh di Iskandariyah adalah kapal perang pertama Rusia yang mengunjungi Mesir semenjak 1992.

Al Ahram menyatakan kunjungan ini adalah sebuah fase baru bagi kedua negara. Pejabat kedua negara akan membicarakan hubungan politik dan penjualan senjata.

Pertemuan antara Menlu Mesir, Nabil Fahmy dan Lavrov hadir di tengah ketegangan negara itu dan AS. Ketegangan penyandang dana utama Mesir semenjak 1970 ini terjadi semenjak kudeta Presiden Muhammad Mursi.Sebuah laporan menunjukkan Mesir siap menggelontorkan dana 2 milyar dolar untuk membeli senjata dari Rusia. Tindakan ini dilakukan setelah Presiden Barack Obama memutuskan untuk memotong bantuan untuk militer Mesir.

Sebelumnya, Sergey Lavrov mengatakan kepada Harian Al Ahram, peristiwa yang berlangsung di Mesir mencerminkan tumbuh ambisi untuk merubah sosial, politik dan ekonomi.Sementara Rusia, selama dua setengah tahun mendukung transformasi demokratis di Mesir. Ia pun yakin Mesir akan mengatasi krisis ini, apalagi mengedepankan kepentingan masyarakat di atas blok etnis, politik dan agama.

Sedangkan Menlu Mesir Nabil Fahmy mengatakan kepada AFP, Sabtu, Mesir akan memperluas kerja sama dengan Rusia. Ia pun menjelaskan Mesir memiliki pilihan terbuka untuk bekerja sama dengan pihak asing.Tak hanya satu pilihan hubungan diplomatik, namun banyak negara. ''Kemerdekaan adalah memiliki pilihan,'' tutur dia, dikutip dari Al Ahram, Kamis (14/11).

Awal pekan ini, Fahmy mengatakan, dilansir dari Ria Novosti, Mesir sedang mempertimbangkan pembelian senjata Rusia. Namun pemerintah Mesir akan mencpba meneliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum menentukan keputusan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement