Sabtu 23 Nov 2013 09:23 WIB

Tagih Janji, Menlu Australia ke AS

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat adalah negara penting untuk stabilitas kawasan dan negara-negara di Asia Pasifik. Itulah sebabnya negara-negara di dunia ingin melihat peran lebih dari kepemimpinan AS. Pendapat itulah yang disampaikan Menlu Australia, Julie Bishop, Jumat (22/11).

Bishop rupanya tengah ke AS dalam perjalanan pertamanya ke Washington, sejak pemerintahan baru mengambil alih di Australia dua bulan lalu. Perjalanannya itu ditujukan mempererat persekutuannya dengan AS. Padahal, di saat yang sama, Canberra tengah menghadapi masalah dengan negara tetangganya yang paling penting, yaitu Indonesia.

Penyadapan ponsel Presiden Indonesia sebagai biang masalahnya. Penyadapan yang dituding dilakukan Australia itu terkuak berkat pengungkapan oleh Edward Snowden yang dulunya bekerja di Badan Keamanan Nasional AS (NSA). Disebutkan bahwa Australia menyadap telepon presiden Indonesia.

Bishop menolak menanggapi tudingan itu. Dia mengatakan bahwa Australia menghadapi masa-masa yang menantang ke depan, tapi pemerintah akan bekerja keras dalam hubungannya dengan negara tetangganya itu.

Dia mengatakan di hadapan the Center for Strategic and International Studies, tim kuat di Washington bahwa kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama untuk memperhitungkan peran Asia adalah hal yang penting dan dalam konteks kepentingan nasional AS. Hal itu terkait dengan kebangkitan ekonomi di Asia.

"Perjanjian AS di kawasan kami lebih jauh lagi untuk kepentingan nasional AS daripada yang ada sebelumnya dan dalam pertemuan kami dengan para pemimpin kawasan, mereka ingin melihat peran yang lebih besar dari kepemimpinan AS," katanya.

Menurut rencana, Obama akan mengunjungi Asia pada April, setelah kunjungan empat negara pada Oktober yang batal dilakukan akibat masalah dalam negeri.

Posisi Australia sendiri tengah babak belur akibat klaim penyadapan terhadap Presiden SBY, ibu negara, dan sejumlah pejabat Indonesia pada 2009. Jakarta menarik duta besarnya di Australia dan menunda sejumlah kerja samanya dengan negara tersebut.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement