Selasa 26 Nov 2013 18:01 WIB

Konferensi Damai Suriah Diadakan Januari

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Lakhdar Brahimi dan Ban Ki Moon
Foto: guardian
Lakhdar Brahimi dan Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya merilis jadwal pembicaraan damai internasional untuk Suriah. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menyatakan Konferensi Jenewa jilid II bakal diselenggarakan 22 Januari 2014.

''Pertemuan akan menghadirkan pertama kali antara Presiden Bashar al-Assad dan kelompok oposisi di Suriah,'' kata Ki-moon saat konferensi pers pada Senin (25/11) dan dilansir Reuters, Selasa (26/11). Kata dia, Konferensi Jenewa II adalah bentuk tanggung jawab internasional atas upaya damai di Negeri Syam.

Ban berharap banyak, konferensi gagasan Amerika Serikat (AS) dan Rusia itu menghasilkan konsensus damai. Konferensi Jenewa II mengharapkan adanya kesepahaman matang antara dua petikai untuk mengakhiri dua setengah tahun perang saudara di Suriah.

Forum Konferensi Jenewa II adalah dorongan internasional terhadap AS dan Rusia untuk mendamaikan perang saudara di Suriah. Gagasan ini adalah kelanjutan dari Konferensi Jenewa, Juni lalu. Kesepakatan tersebut menjadi langkah awal masuknya internasional ke zona konflik antara oposisi Suriah dan militer pemerintah di bawah Bashar Al Assad.

Semula, Konferensi Jenewa II bakal diselenggarakan 25 November. Namun, banyak negara penggagas gagal hadir, ditambah belum ada titik terang di kelompok perlawanan, mendesak Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, memundurkan jadwal tersebut.

Penetapan tanggal kali ini, menurut Brahimi, adalah kemajuan. Sebab ditentukannya jadwal Konferensi Jenewa II terdapat kemauan dari para pihak petikai untuk bersalam-salaman. ''Ini adalah kesempatan yang besar bagi apa yang kita inginkan bersama (perdamaian). Tidak ada alasan bagi kita untuk membiarkan konferensi ini menguap,'' kata Brahimi, Senin (25/11).

Ditanya wartawan tentang siapa yang bakal hadir dalam Konfrensi Jenewa II? Brahimi menerangkan, selain AS dan Rusia, promotor perdamaian juga datang dari Iran dan Arab Saudi. Akan tetapi, kata dia, kehadiran dua negara ini tidak pasti. ''Kami akan umumkan siapa yang hadir akhir tahun ini,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement