REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah korban tewas dalam perang sipil Suriah telah meningkat menjadi sedikitnya 125.835 orang. "Lebih dari sepertiga di antaranya adalah warga sipil. Tetapi angka yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dari itu," Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, Senin (2/12).
Organisasi pemantau yang berbasis di Inggris itu pun mendesak Sekjen PBB Ban Ki-moon agar meningkatkan upayanya untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 2,5 tahun tersebut. Permintaan yang sama juga mereka sampaikan kepada semua orang di komunitas internasional yang memiliki kepedulian terhadap persoalan kemanusiaan ini.
Konflik di Suriah berawal dari protes damai dari kelompok oposisi yang menentang empat dekade pemerintahan keluarga Presiden Bashar Al Assad. Namun, pasukan keamanan yang loyal kepada penguasa itu merespons hal tersebut dengan melakukan berbagai tindakan keras dan represif.
Ini yang kemudian menuai perlawanan dan pemberontakan bersenjata dari kelompok oposisi. Sehingga berujung pada perang saudara di Suriah.
SOHR memaparkan, korban tewas di pihak oposisi setidaknya menacapai 27.746 orang. Sekitar enam ribu di antaranya dikategorikan sebagai pejuang asing atau kombatan yang tidak diketahui asal-usulnya.
"Jumlah tersebut kemungkinan jauh lebih besar dari yang kami catat. Apalagi, dalam berbagai pertempuran, jumlah pasukan oposisi yang tewas banyak yang tidak terungkap," ujar peneliti SOHR, Rami Abdelrahman kepada Reuters yang dilansir World Bulletin, Senin (2/12).