REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Amerika Serikat cemas atas wilayah pertahanan udara Cina, kata Wakil Presiden Joe Biden pada Selasa (3/12) sebelum melakukan pertemuan dengan pemimpin Jepang. Negara itu meminta dukungan AS dalam sengketa mereka dengan Beijing.
Tokyo mengatakan yakin akan mendapat dukungan AS bagi konfliknya dengan Beijing. Jepang berkonflik dengan Cina soal hak mengawasi pesawat yang melintasi daerah luas Laut Cina Timur, termasuk pulau tersengketa.
"Kami tetap sangat khawatir dengan pengumumam Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) baru," kata Biden kepada surat kabar Asahi Shimbun yang dilansir AFP, sebelum mengunjungi Asia Timur Laur, yang juga termasuk Cina dan Korea Selatan.
"Saya akan menegaskan kembali bahwa kekuatan komitmen aliansi kita dan menekankan pentingnya menghindari aksi-aksi yang dapat merusak perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan itu," kata Biden kepada surat kabar itu.
Ketegangan di kawasan itu berada pada titik tertinggi dalam beberapa tahun belakangan ini dengan Cina dan Jepang terlibat sengketa menyangkut satu gugusan pulau yang tidak berpenduduk yang sejumlah pengamat peringatkan akan bahaya satu konfrontasi senjata.
Ketegangan terutama meningkat setelah pengumuman Beijing mengenai ADIZ, di mana negara itu menetapkan semua pesawat harus mematuhi perintah-perintahnya atau berisiko menghadapi "tindakan darurat pertahanan yang tidak disebutkannya.
"Pengumuman zona identifikasi pertahanan udara itu adalah satu usaha untuk mengubah secara sepihak status quo itu, yang dapat mengundang situasi yang tidak diharapkan dan satu tindakan yang sangat berbahaya," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jeoang Yoshihide Suga kepada wartawan sebelum Biden berembuk dengan Perdana Menteri Shinzo Abwe.
"Jepang dan AS memiliki satu sikap bahwa ADIZ Cina itu tidak dapat diterima. Saya kira (Biden) akan ke Cina untuk membicarakan berbagai masalah termasuk ini, dengan pengertiannya akan sikap Jepang," kata Suga.