REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sekelompok pencari suaka ditemukan berkemah di pesisir pulau Christmas yang terpencil di Australia, tiga hari setelah perahu mereka tenggelam.
Gordon Thomson, ketua Dewan Pulau Christmas, mengatakan sekelompok orang berjumlah sekitar 25, ditemukan di pantai Dolly sejak Senin ketika perahu mereka tenggelam di lepas pantai tanpa diketahui oleh pihak berwenang di Australia.
"Kapal mereka tenggelam dan mereka berkemah di pantai Dolly sejak Senin," kata Thomson kepada radio ABC, seeprti dikutip AFP, Kamis (5/12). "Kami diberitahu ketika menawarkan air minum dan makan, mereka tidak terlalu kelaparan dan tidak kehausan, sehingga mereka sepertinya bisa bertahan dengan baik sejak Senin."
Thomson mengatakan para manusia perahu itu dapat bertahan dengan memakan kepiting dan kelapa yang banyak ditemukan di sekitarnya. Peringatan akan kehadiran mereka mulai terjadi ketika beberapa orang dari kelompok itu, menurut Thomson, dari etnik Rohingya asal Myanmar, dengan berani meninggalkan pantai menuju jalan raya utama.
"Terjadi keributan sekitar pukul 11.30 dan saya menduga seseorang telah berjalan ke jalan raya dan memanggil polisi," katanya. "Thomson mengatakan bahwa tidak ada korban yang terluka akibat kejadian itu."
Myanmar memandang suku Rohingya sebagai pendatang dari negara tetangga, Bangladesh. Ratusan orang Rohingya melarikan diri dengan perahu-perahu seadanya sejak terjadi bentrok berdarah yang mematikan dengan kelompok Budha, tahun lalu.
Pulau Christmas termasuk dalam wilayah kedaulatan Australia yang berjarak 2.600 km dari pesisir daratan utama di barat. Pulau itu menjadi tujuan pendaratan manusia perahu yang datang melintas melewati Indonesia.