REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Thailand menyatakan ia bersedia mengadakan referendum untuk mengakhiri krisis politik yang melumpuhkan negara itu dan akan mengundurkan diri jika hasil referendum menunjukkan rakyat menolaknya.
Namun, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra hari Minggu mengatakan bahwa ia akan mengadakan pemilu jika para demonstran yang ingin menggulingkannya dapat menerima hasil pemilu tersebut.
Pemimpin Partai Demokrat yang beroposisi Abhisit Vejjajiva, yang juga mantan perdana menteri, mempertanyakan tawaran tersebut dan hari Minggu mengatakan bahwa para legislator dari partainya akan segera mundur dari parlemen beramai-ramai.
Para pemimpin oposisi telah menyatakan mereka tidak akan tinggal diam hingga Yingluck mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada dewan yang ditunjuk tidak melalui pemilihan seperti dilansir VOA.
Sedikitnya empat orang telah tewas dan banyak lainnya luka-luka dalam protes-protes baru-baru ini. Demonstrasi tersebut dipicu oleh suatu rancangan undang-undang amnesti beberapa pekan lalu yang akan memungkinkan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand dan terhindar dari hukuman penjara dua tahun atas tuduhan korupsi. Senat menolak rancangan undang-undang tersebut, tetapi protes-protes terus berlanjut.