REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengkaji memberikan insentif kepada perusahaan minyak dan gas (migas) untuk melakukan eksplorasi. Alasannya eksplorasi akan memberikan kesempatan besar bagi perusahaan penyedia kapal lepas pantai untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Pemerintah memproyeksikan Indonesia mampu memproduksi minyak satu juta barel per hari di 2015. Produksi harian saat ini baru 380 ribu barel per hari. "Ini merupakan kesempatan perusahaan Offshore Supply Vessels (OSV) untuk berkembang," ujar Head of Corporate Finance PT UOB Kay Hian Securities Setiawan Darmawidjaja, Rabu (11/12).
Saat ini di Indonesia baru ada dua perusahaan penyedia kapal yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD). Jumlah itu terbilang kecil mengingat ebutuhan kapal pengangkut migas lepas pantai terus meningkat.
Pangsa pasar perusahaan OSV di Indonesia masih cukup kecil. Kapitalisasi pasar perusahaan ini 40 kali lebih kecil bila dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia.
Saat ini negeri jiran itu memiliki 20 perusahaan OSV yang sudah tercatat di bursa dengan kapitalisasi pasar sebesar 80 miliar dolar AS.
Direktur Logindo Rudy Kusworo mengatakan, Logindo cukup mumpuni di bisnis penyedia kapal lepas pantai. Meskipun berkompetisi dengan perusahaan lain yang tidak hanya fokus di bisnis kapal, Logindo optimistis pertumbuhan rata-rata perusahaan di atas 50 persen. Tahun ini saja pertumbuhan perseroan di atas 70 persen.
Logindo akan memanfaatkan potensi yang masih besar ini dengan menambah jumlah kapal di tahun selanjutnya yakni 4-5 kapal baru. "Satu kapal dengan kekuatan 12 ribu tenaga kuda akan sampai beberapa hari lagi. Sebelumnya Logindo sudah mendatangkan satu kapal berkekuatan 8.000 tenaga kuda," kata Rudy.
Dua kapal ini menggenapkan jumlah kapal milik perseroan menjadi 58 unit di 2013. Kapal tersebut didatangkan dari sejumlah negara, yaitu seperti India dan Cina.
Untuk mendatangkan kapal baru, Logindo menyiapkan belanja modal sebesar 80 juta dolar AS. Harga kapal yang akan dibeli perseroan berkisar 18-32 juta dolar AS.