REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan hampir satu juta orang diperkirakan membutuhkan bantuan pangan di Jalur Gaza tahun depan. Karena itu, PBB mengimbau sumbangan 95 juta dolar AS dari para donor.
Sekitar 813 ribu pengungsi Palestina saat ini menerima makanan bantuan dari Badan Pekerja dan Bantuan PBB (UNRWA). Direktur Operasi di Gaza, Robert Turner memperkirakan kenaikan 10-20 persen permintaan pada tahun depan.
Alasan utama peningkatan jumlah keluarga miskin adalah penutupan beberapa bulan terakhir ini terowongan-terowongan penyelundupan Mesir di bawah perbatasan ke dalam daerah kantong yang telah merampas ribuan orang dari pekerjaan mereka dan menghentikan proyek-proyek konstruksi.
Terowongan-terowongan itu telah memberikan kelangsungan hidup komersial bagi Jalur Gaza, yang diperintah oleh Hamas, faksi Palestina yang memusuhi Israel. Negara Yahudi itu memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Gaza.
Terowongan juga digunakan oleh kelompok-kelompok gerilyawan untuk menyelundupkan senjata dan dana. Turner mengatakan sebagai akibat dari proyeksi peningkatan orang-orang yang membutuhkan bantuan, UNRWA akan memerlukan lebih banyak sumbangan dari negara-negara.
"Hanya untuk makanan saja tahun depan, kami memerlukan 95 juta dolar AS. Itu adalah seluruh pendapatan yang kita harapkan, jadi kita perlu melakukan banyak advokasi dengan pihak donor," kata Turner, Rabu (18/12).
Menurut angka PBB, setidaknya 80 persen dari 1,8 juta penduduk daerah kantong sudah diklasifikasikan sebagai orang yang tergantung pada bantuan dan pengangguran berkisar 30 persen.