Senin 24 Mar 2025 14:37 WIB

Adab dan Etika Mudik

Pemudik hendaknya selalu menjaga akhlak yang baik.

ILUSTRASI Mudik.
Foto: Republika/Prayogi
ILUSTRASI Mudik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati hari raya Idul Fitri, mayoritas masyarakat yang bekerja di perkotaan memilih pulang ke kampung halaman. Fenomena yang kerap disebut sebagai mudik ini sudah menjadi tradisi dalam akhir Ramadhan.

Sejatinya, mudik bertujuan kebaikan, yakni menyambung tali silaturahim. Bila pada hari-hari biasa, antar-anggota keluarga besar sering terpisahkan oleh jarak. Dengan berkumpul di kampung halaman, mereka dapat kembali merekatkan hubungan dan keakraban.

Baca Juga

Di samping meluruskan niat kebaikan, ada berbagai adab mudik lainnya yang perlu diperhatikan. Berikut ini penjelasannya, seperti disarikan dari rubrik "Konsultasi Syariah Republika" yang diasuh Ustaz Dr Oni Sahroni.

Pertama-tama, sebelum berangkat mudik, seseorang memastikan terlebih dahulu aset dan barang yang ditinggal di rumah. Itu agar keamanannya terjaga. Sebab, salah satu bagian dari kewajiban Muslimin ialah menjaga harta miliknya (shiyanah al-milkiyah).

Saat barang hilang atau raib karena abai akan penjagaan tersebut, maka ia berdosa dan lalai.

Ini berdasarkan firman Allah SWT, yakni artinya, "... Janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan ...” (QS al-Baqarah: 195).

Dalil lainnya ialah hadis Nabi Muhammad SAW. "Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW terkait untanya, 'Apakah saya (boleh) membiarkan (tidak mengikat) unta saya kemudian bertawakkal (kepada Allah)?' Rasulullah SAW bersabda, 'Ikatlah untamu dan bertawakallah (kepada Allah)'" (HR al-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Saat menempuh perjalanan, seyogianya pemudik selalu menjaga sikap dan sopan santun. Terhadap sesama pengguna jalan, misalnya, ia tidak boleh egoistis. Jauhi caci-maki dan mengumbar amarah. Ingat, mudik masih dilaksanakan dalam Ramadhan, salah satu bulan mulia menurut Islam.

Selanjutnya, sempatkan itikaf bersama keluarga. Saat pulang kampung sebelum Idul Fitri, biasanya masih menyisakan waktu Ramadhan. Maka tunaikanlah itikaf bersama keluarga di kampung halaman.

sumber : Konsultasi syariah oleh Ustaz Dr Oni Sahroni
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement