Jumat 20 Dec 2013 13:23 WIB

Pribadi yang Jujur

 Seorang anak membuat mural bertuliskan
Seorang anak membuat mural bertuliskan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr HM Harry Mulya Zein

Belakangan ini hampir semua media massa menyuguhkan pemberitaan pejabat publik yang tersangkut dalam tindak pidana korupsi. Sesungguhnya tindakan korupsi  yang dilakukan oleh oknum itu berawal dari sikap dan prilaku hidup yang tidak jujur. 

Menurut AA Gym, “Bohong itu adalah penjara bagi diri manusia,” betapa tidak, kebohongan akan membuat kita selalu was was, karena takut kebohongan  kita diketahui, kita pun kembali berbohong untuk menutupi kebohongan kita itu.

Dan kebohongan baru yang baru saja kita reproduksi itu akan menjadi penjara baru. Demikianlah riwayat hidup orang yang hidupnya dipenuhi oleh dusta atau tidak jujur dalam bentuk apapun. Orang –orang yang tidak menjaga dirinya dari kedustaan dan ketidakjujuran tidak akan pernah tenang dan tawadu dalam hidupnya.

Rasulullah SAW bersabda; sebagaimana yang diriwayatkan Ahmad, “Tidak ada ahlak yang paling dibenci Rosulullah, lebih dari bohong. Apabila beliau melihat seseorang berbohong dari segi apa saja, maka orang itu tidak keluar dari perasaan hati Rasulullah sehingga beliau tahu bahwa orang itu telah bertobat.”

Dengan jujur sebenarnya kita merayakan kemerdekaan hidup dan mampu meraih kepercayaan dari orang lain. Menjadi pribadi al-amien. Pribadi yang terpercaya. Semakin kita tidak berdusta, semakin kita tidak terancam, dalam hal apapun. Orang-orang yang gelisah dan terkendalikan kepribadiannya adalah orang-orang yang senantiasa takut aib dan kebohongannya terbongkar.

Dan orang jujur tak pernah punya masalah dengan hal-hal yang demikian karena memang ia tidak sedang menyembunyikan sesuatu. Lebih baik tersisih karena jujur ketimbang diterima karena kita dusta yang itu menyebabkan sepanjang waktu hidup kita dalam situasi menegangkan. Saling mendelik penuh curiga.

“Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan hormat,” kata Imam Ali suatu kali. Bersabdalah Rasulullah SAW, “Sesungguhnya orang yang paling sering mempercayai adalah yang paling berkata juju, dan orang yang paling ragu adalah yang paling sering berbohong.”

Kebohongan juga pertanda bahwa adalah pribadi yang lemah. Menurut cendekiawan Raymond Peach, berbohong merupakan alat pertahanan terbaik dari si lemah dan caranya yang terbaik untuk menghindari bahaya. Dalam banyak hal, dusta adalah reaksi atas kelemahan dan kegagalan.

Pribadi yang jujur menjadi jangkar bagi pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kepribadian yang baik dan jujur tak lagi bekerja menurutkan kebutuhan nafkah, melainkan pengabdian kepada kemanusiaan.

Dan lebih dari semua itu, mereka yang bersemangat seperti ini memiliki segugus kebanggaan dengan kerjanya. Bahwa pekerjaannya memberi setitik harapan bagi terwujudnya kemaslahatan orang banyak, walau itu sebesar kerlipan kunang-kunang. Bila demikian adanya, pribadi yang jujurseperti ini memiliki rasa tanggung jawab yang mendalam bahwa apa yang dikerjakannya tak lain adalah tugas mulia untuk kemaslahatan manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement