REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengatakan pihaknya telah secara aman mengevakuasi warganya dari kota Sudan Selatan yang dikuasai pemberontak Bor pada Minggu atau sehari setelah misi penyelamatan dibatalkan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki, mengatakan pihaknya melakukan evakuasi dengan menggunakan sejumlah helikopter. Proses evakuasi dilakukan bersama dengan PBB serta pemerintah Sudan Selatan.
"Warga AS dan warga negara dari negara-negara mitra kami diterbangkan dari Bor ke Juba dengan helikopter sipil PBB dan AS," katanya.
"Amerika Serikat dan PBB, yang telah memimpin untuk mengamankan bandara Bor di Sudan Selatan, mengambil langkah-langkah untuk memastikan faksi-faksi yang bertempur sadar bahwa penerbangan ini adalah misi kemanusiaan," kata Psaki.
Pengumuman itu terjadi 24 jam setelah Pentagon menegaskan bahwa tiga pesawat Osprey Amerika terkena tembakan ketika mendekati Bor, melukai empat prajurit AS dan memaksa pesawat untuk menuju ke arah Uganda.
Pernyataan Departemen Luar Negeri mengatakan sekitar 380 pejabat AS dan warga negara swasta ditambah dengan 300 warga negara lain sejauh ini telah dibawa ke Nairobi dan lokasi-lokasi lainnya di empat penerbangan carter serta lima pesawat militer.
"Warga negara AS lainnya mungkin telah meninggalkan negara itu melalui cara lain. Kami sangat menyarankan warga AS di Sudan Selatan untuk segera berangkat," tambah Psaki.
Amerika Serikat mengerahkan tentara pada Rabu untuk melindungi personil dan aset-aset Amerika di Sudan Selatan di tengah intensifnya pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah.
Dalam sebuah surat kepada Kongres, Presiden Barack Obama mengatakan pasukan itu akan tetap berada di Sudan Selatan sampai situasi keamanan.