Selasa 24 Dec 2013 07:58 WIB

PBB: Serangan Militer Hambat Perdamaian

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dewi Mardiani
ban ki moon
ban ki moon

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan serangan militer di Sudan Selatan dapat menghambat usaha perdamaian dan meningkatkan kekerasan yang nembawa negara kaya minyak itu pada perang sipil.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, Senin (23/12), mengatakan akan merekomendasikan Dewan Keamanan menambah relawan perdamaian dari 6.800 orang menjadi 11.800 guna menjaga warga sipil.

Koordinator kemanusiaan PBB Toby Lanzer melalui siaran Aljazeera, Senin (23/12), menduga ratusan orang terpengaruh konflik yang terjadi selama lebih dari sepekan ini. Sebab, para pemuda pun kini ikut serta dalam pertempuran senjata terutama di negara bagian Jonglei.

''Semua harus diselesaikan pada level politik. Kekerasan yang berlanjut hanya akan menghentikan usaha perdamaian,'' kata Lanzer. Hingga saat ini setidaknya 50 ribu orang berlindung di kamp basis PBB dan ada pula yang bersembunyi di gereja. Lanzer mengajak komunitas dunia untuk segera membantu.

PBB memperkirakan setidaknya 1.000 orang tewas dan lebih dari 100 ribu orang mengungsi sejak konflik antara kubu Presiden Salva Kiir dengan kubu mantan Wakil Presiden Reik Machar pecah pekan lalu. Kiir menuduh Machar berusaha melakukan kudeta atas dirinya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement