Rabu 23 Oct 2024 10:49 WIB

Sekjen PBB Antonio Guterres Pastikan Hadiri KTT BRICS di Tengah Kecaman Ukraina

KTT BRICS digelar selama tiga hari di Kazan, Rusia mulai Selasa (22/10/2024).

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Foto: AP Photo/Themba Hadebe, File
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan kehadiran Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 selama tiga hari di kota Kazan, Rusia, yang dimulai pada Selasa (22/10/2024). Sebelumnya, Ukraina melancarkan protes atas diterimanya undangan KTT BRICS oleh Guterres.

"Sekretaris Jenderal (Guterres) menghadiri pertemuan puncak BRICS, seperti yang dilakukan sebelumnya di Afrika Selatan," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah konferensi pers, Selasa (22/10/2024).

Baca Juga

"Ini adalah praktik standar dalam menghadiri pertemuan organisasi dengan sejumlah besar negara anggota penting," kata Haq, seraya menambahkan, "Ada pertemuan yang sangat penting bagi pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan negara-negara BRICS yang mewakili sekitar setengah dari populasi dunia."

Haq mengatakan, bahwa kepala PBB itu akan mengadakan beberapa pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan puncak BRICS. Para pemimpin negara-negara BRICS telah tiba di Kazan untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut, yang diperkirakan akan dihadiri oleh 22 kepala negara dan enam kepala organisasi internasional.

Menanggapi kritik atas penerimaan undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin oleh Sekjen PBB, Haq mengatakan Guterres juga bermaksud untuk mengunjungi Ukraina pada waktu yang tepat, dan menegaskan kembali bahwa pernyataan PBB sebelumnya mengenai perang Rusia-Ukraina tetap berlaku. Selama KTT BRICS, Guterres diharapkan untuk mengangkat isu-isu yang tidak hanya menyangkut Ukraina dan Gaza, tetapi juga kebebasan navigasi di Laut Hitam.

Pertemuan puncak BRICS selama tiga hari melibatkan anggota lama kelompok tersebut, yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan -- asal nama kelompok tersebut -- bersama dengan anggota barunya Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab (UAE).

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement