Kamis 26 Dec 2013 17:16 WIB

Rencana Pemukiman Baru Israel Ancam Perdamaian

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat Palestina
Foto: AP/Oded Balilty
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel berencana mengumumkan pembangunan kembali konstruksi pemukiman Yahudi di Tepi Barat, pekan depan. Rencana ini dianggap membahayakan pembicaraan damai antara Palestina-Israel yang ditengahi Amerika Serikat (AS).

Salah seorang pejabat Israel yang menolak menyebut nama mengatakan, Israel akan menyatakan pembangunan pemukiman baru itu. Rencana pengumuman akan berbarengan dengan pembebasan dua lusin tahanan Palestina. Menurut laporan pejabat tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mengumumkan pembangunan besar-besaran pekan depan. Sekitar 1.000 hingga 2.000 rumah baru akan dibangun di wilayah tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, juga mengisyaratkan rencana pemukiman baru itu dalam kunjungannya ke sebuah pangkalan militer. "Saya pikir hak kita untuk membangun, tentu sesuai dengan pemahaman dan kesepakatan dengan AS. Jika sesuai, kita akan terus membangun," ungkapnya, seperti dilansir, Kamis (26/12).

Salah seorang pejabat Palestina Wasil Abu Yousif mengatakan, rencana pengumuman pembangunan membuktikan Israel tak serius mencapai perdamaian. Menurutnya kebijakan Israel akan memaksa Palestina mencari alternatif lain yang lebih substansial.

Pembangunan pemukiman baru rencananya akan kembali dilakukan di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Dua wilayah yang diklaim akan menjadi bagian Palestina di masa depan itu, kerap menjadi sumber ketegangan dalam upaya perdamaian kedua negara. Hingga sekarang lebih dari 550 ribu warga Israel tinggal di antara 2,5 juta warga Palestina di wilayah tersebut.

Pembangunan pemukiman lebih lanjut mengkhawatirkan, karena meningkatnya jumlah penduduk Israel akan membuat penentuan batas wilayah nantinya semakin sulit. Selama bertahun-tahun, Palestina menolak bernegosiasi dengan Israel jika mereka terus melakukan pembangunan pemukiman. Tetapi atas tekanan berat AS, Palestina mau tak mau melanjutkan pembicaraan dengan Israel musim panas lalu.

Israel mengatakan, pihaknya akan membebaskan dua lusin tahanan Palestina pada 29 Desember mendatang. Ini merupakan kali ketiga pembebasan narapidana Palestina oleh Israel sejak Agustus. Berdasarkan kesepakatan, Israel setuju untuk membebaskan 104 narapidana Palestina. Pembebasan akan dilakukan dalam empat tahapan. Hal ini menimbulkan kegemparan di Israel, karenan tahanan yang dibebaskan umumnya dipidana atas sejumlah serangan mematikan di Israel.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement