Selasa 31 Dec 2013 14:12 WIB

PNM Optimistis Pembiayaan UMKM Lampaui Target Rp 3,2 Triliun

Rep: muhammad iqbal/ Red: Maman Sudiaman
PNM
Foto: bumn.go.id
PNM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (Persero) optimistis target pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp 3,2 triliun dapat terlampaui.  Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan, realisasi pembiayaan melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) sampai akhir November 2013 tercatat Rp 3,1 triliun. 

"Tumbuh 12,8 persen dibanding periode yang sama 2012," ujar Nataatmadja dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (31/12). 

Nataatmadja menjelaskan, pembiayaan ULaMM dimanfaatkan oleh 71.606 pelaku UMKM atau meningkat 17,4 persen dibandingkan posisi November 2012. "Apabila melihat perkembangan pembiayaan ULaMM saat ini, kami optimistis target Rp 3,2 triliun akan terlampaui," kata Nataatmadja. 

Dengan demikian, secara kumulatif, total kredit yang telah dicairkan ULaMM sejak 2008 hingga November 2013 mencapai Rp 9,5 triliun dan jumlah penerima manfaat tercatat 164.458 pelaku UMKM.  Dalam rangka menunjang bisnis pembiayaan ULaMM, Nataatmadja menyebut PNM terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan.  Selain dari perbankan, PNM juga menarik dana segar dari pasar modal. 

Pekan lalu, atau tepatnya Kamis (26/12), PNM menarik pendanaan dari Indonesia Exim Bank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Rp 300 miliar.Selain itu, PNM juga menerbitkan medium term notes (MTN) sebesar Rp 135 miliar.  Secara kumulatif, sepanjang 2013, PNM telah menarik pendanaan baru dari perbankan dan pasar modal senilai Rp 2,082 triliun.  Porsi pendanaan dari perbankan konvensional maupun syariah tercatat 39 persen dari total pendanaan yaitu Rp 813 miliar.

Mayoritas pendanaan baru berasal dari pasar modal sebesar Rp 1,269 triliun atau 61 persen.  Hal ini, kata Nataatmadja, merupakan buah dari kesuksesan penerbitan obligasi II PNM pada Juli 2013 sebesar Rp 1 triliun serta penerbitan MTN atau reksadana penyertaan terbatas (RDPT) senilai Rp 269 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement