Oleh Rosita Budi Suryaningsih
REPUBLIKA.CO.ID, Meski Islam mengalami penurunan drastis di Timor Leste dalam segi jumlah, semangat untuk tetap beribadah dan berdakwah di Bumi Timor Lorosae tetap terjaga.
Kini, umat Islam di Timor Leste telah membentuk lembaga Islam Timor Leste yang bernama CENCISTIL (Centro da Comunidade Islamica de Timor Leste) atau Pusat Komunikasi Islam Timor Leste.
Dalam akun Facebook-nya, dijelaskan lembaga ini berdiri sejak 10 Desember 2000. Tujuan pendiriannya adalah sebagai wadah pengayom umat, corong suara Komunitas Islam Timor-Leste, sebagai lembaga yang berusaha menjawab kesulitan umat pascamelepaskan diri, serta untuk menjawab kebutuhan umat Islam ketika itu, kini, dan akan datang.
“Keberadaan CENCISTIL sampai saat ini adalah sebagai mitra pemerintah dalam pengurusan mengenai kepentingan umat Islam di Timor Leste,” tulisnya.
Salah satu ikon lain yang menunjukkan eksistensi Muslim di Timor Leste adalah Masjid An Nur. Masjid ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi.
Berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka dan pernah dihancurkan oleh tembakan bom oleh tentara Jepang. Namun, demi menegakkan Islam di wilayah ini, Masjid An Nur kembali dibangun dan dibesarkan lagi.
Hingga pada 1976, masjid ini kegiatannya semakin meluas. Dibangun pula lembaga dakwah juga madrasah diniyah di dalam kompleksnya. Para dai dari Jawa pun banyak didatangkan untuk berdakwah dan membina Muslim di sini.
Laman Dewan Dakwah menyebutkan, pengiriman dai ke Timor Leste terus berlangsung hingga sekarang. Salah satu dai yang dikirim ke sana, yaitu Ustaz Anwar, mengatakan, harapan untuk mengembangkan Islam di Timor Leste terus tumbuh. “Bahkan, saya merasa dakwah pada masa sekarang justru lebih mudah dibandingkan dulu,” ujarnya.
Ia mengatakan, akhir-akhir ini, banyak warga Timor Leste yang memilih Islam dan masuk menjadi Muslim. “Jumlah mualaf baru di sana hingga 2011 saja sudah mencapai 500 orang,” katanya.
Meski sedikit, umat Islam di Timor Leste ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Mereka terus berdakwah dan menegakkan syariat Islam meski menjadi minoritas. Walaupun menghadapi tantangan berat karena fasilitas dan jumlah Muslim yang semakin berkurang, semangat untuk menjalankan syariat Islam tidak pernah pudar.