REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang editor Mesir terkemuka mengancam Amerika bisa dibantai di jalan-jalan dalam sebuah sambutannya di televisi. Ia pun telah dipaksa untuk mundur setelah pernyataanya tersebut dilaporkan.
Menurut media barat ungkapan itu merupakan contoh ekstrem dari retorika xenophobia, yang tumbuh di media yang mendukung panglima militer negara itu, Jenderal Abdel Fatah al-Sisi. Mostafa Bakry membuat ancaman tersebut pada talkshow Televisi. Ia juga memperingatkan Presiden AS Barack Obama dan "boneka-bonekanya".
"Kita akan memasuki rumah-rumah mereka, dan kami akan membunuh mereka satu per satu," kata Bakry seperti dilansir Guardian, Sabtu (18/1).
"Ada komplotan yang ingin membunuh Jenderal Sisi, dan petugas keamanan tahu dengan baik," ujar Bakry, seorang wartawan pro-rezim yang dikenal dengan perilaku provokatif.
Dia kemudian mengatakan hal serupa yang didukung AS, telah menyebabkan pembunuhan politisi Pakistan, Benazir Bhutto. Menurutnya jika skenario itu terjadi di Mesir, rakyat Mesir akan bangkit dalam revolusi untuk membunuh orang Amerika di jalan-jalan.
Kementerian Luar Negeri Mesir kemudian menyampaikan klarifikasi dari Bakry yang memastikan pernyataan tersebut disampaikan terkait terorisme dan kelompok teroris yang melancarkan perang melawan Mesir. Ia menyatakan menentang kekerasan apapun, termasuk kekerasan terhadap warga negara AS.
"Tujuan dari komentar saya adalah untuk menyoroti kemerdekaan Mesir, dan bersikeras menolak untuk memungkinkan pihak luar, seperti AS atau pihak lain, mengganggu urusan internal Mesir," kata Bakry dalam pernyataan klarifikasinya.