Senin 20 Jan 2014 17:27 WIB

Iran Janji Mainkan Peran 'Positif dan Konstruktif' di Jenewa II

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Militan Suriah
Foto: Al Alam
Militan Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Ahad (19/1), mengumumkan telah mengundang Iran untuk mengikuti tahap pertama konferensi perdamaian Suriah.

Upaya Ban mengundang Iran, mendapat banyak pertentangan terutama dari Koalisi Nasional Suriah.

Dilansir dari Aljazirah, Ban mengundang Iran sebagai salah satu sekutu regional utama Presiden Bashar al-Assad untuk berpartisipasi. Ia mengundang Iran setelah Menteri Luar Negeri Iran Muhammad Javad Zarif, memberikan dukungannya pada pembicaraan damai yang akan digelar di Swiss tersebut.

Iran berjanji akan memainkan peran 'positif dan konstruktif' jika diminta berpartisipasi. Tak lama setelah pengumuman itu, kantor berita Reuters mengutip pernyataan di Twitter melaporkan, oposisi Koalisi Nasional Suriah akan menarik diri dari konferensi. Mereka akan turut serta dalam konferensi jika Ban mencabut ajakannya pada Iran. AS juga menentang keterlibatan Iran dalam tahap pertama pembicaraan itu.

Ban mengatakan, Iran termasuk diantara 10 negara tambahan yang diundang menghadiri pertemuan di Montreux. Perundingan dijadwalkan akan dimulai lebih dulu pada Jumat, antara delegasi Assad dan kelompok oposisi Suriah di Jenewa.Tiga puluh negara telah menerima undangan dari PBB. Ban mengatakan, Iran telah setuju mendukung prinsip-prinsip dari konferensi perdamaian.

Sebelumnya pada Ahad, Koalisi Nasional Suriah telah bertemu di Istanbul untuk menunjuk delegasi yang akan mewakili mereka ke konferensi. Menurut juru bicara Koalisi Nasional Suriah Louay Safi, mereka akan mengirim sekelompok negosiator berjumlah 15 orang."Kami perlu membawa orang-orang yang memiliki keahlian, dan kami tengah mempertimbangkan nama dari orang-orang yang bukan anggota koalisi," kata Safi.

Oposisi yang didukung Barat mengatakan, mereka tak akan menghadiri pembicaraan perdamaain yang difasilitasi PBB di Jenewa. Mereka mengancam tak akan datang jika Iran hadir dalam pertemuan tersebut.

Anggota senior Koalisi Nasional Suriah Ahmad Ramadhan mengatakan, oposisi menangguhkan partisipasinya dalam pembicaraan damai karena Iran. Iran merupakan sekutu Presiden Assad.

Komentar Ramadhan pada Senin (20/10), keluar beberapa jam setelah PBB mengumumkan akan mengundang Iran. Ramadhan mengatakan, jika situasi tak berubah Koalisi tak akan hadir dalam pembicaraan. Ini merupakan pembicaraan damai pertama yang akan berlangsung antara kedua pihak yang bertikai di Suriah.

Anggota senior lain Anas al-Abdah mengatakan kepada Aljazirah, ia terkejut oleh undangan PBB untuk Iran. "Hal ini tak logis dan kita tak bisa menerima dengan cara apapun," ujar Abdah.

Ban mengatakan, ia mengundang Iran setelah pembicaraan panjangnya dengan Zarif. Pada Ahad, Zarif mengatakan, Teheran akan menghadiri konferensi perdamaian Suriah hanya jika tak ada prasyarat untuk partisipasinya. Jika begitu menurutnya, Iran akan hadir berpartisipasi.

Zarif juga mengatakan, mengabaikan 'peran luar biasa' Iran di wilayah tersebut dapat merugikan pihak yang terlibat. "Iran memiliki peran luar biasa di wilayah ini dan mereka yang tak ingin menggunakan peran ini akan merugikan mereka," ujarnya.

Sehari sebelumnya, menteri luar negeri Iran meminta peserta konferensi perdamaian untuk mengadopsi pandangan yang realistis. Menurut Hossein Amir Abdollahian peserta dalam forum Jenewa II harus mengingat, bahwa keputusan mereka tak harus mengarah pada penguatan gerakan ekstrimis di Suriah. Ia membuat pernyataan tersebut dalam pembicaraan dengan Presiden Prancis Jean Francois Girault, Sabtu lalu.

"Forum ini dapat memberikan solusi politik sehingga rakyat Suriah dapat memutuskan masa depan negara mereka, dalam larutan demokrasi yang diwujudkan dalam suara mereka," tutur Abdollahian.

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menyatakan, Iran pasti akan menjadi bagian dari upaya mengakhiri perang sipil di Suriah. Ia mendesak negara Barat untuk mengguncang Iran berpartisipasi dalam pembicaraan.

sumber : Ap
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement