Jumat 14 Feb 2014 23:39 WIB

Kerry Bertemu Presiden Cina di Tengah Ketegangan di Asia

John Kerry
Foto: Reuters/Jacquelyn Martin
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Jumat bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di saat sekutu keamanan Washington, yaitu Tokyo dan Manila, merasa khawatir soal pengakuan kewilayahan oleh Cina.

Kerry memulai kunjungan Hari Kasih Sayang dengan melakukan pembahasan bersama Xi, diikuti pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi.

Kunjungan menteri luar negeri AS itu dilakukan pada saat begitu penting di kawasan sehubungan dengan adanya sengketa yang memanas antara Beijing dan Tokyo menyangkut sejarah Perang Dunia II.

Demikian pula dengan sengketa terkait kepulauan di Laut Cina Timur yang menyebabkan jatuhnya hubungan antara kedua negara kuat di Asia itu ke tingkat paling rendah dalam beberapa tahun terakhir ini.

Masalah Korea Utara juga menjadi agenda utama dalam kunjungan Kerry. Washington beharap bisa mendapatkan bantuan dari Beijing dalam

mendesak sekutunya itu untuk mengambil langkah nyata menuju perlucutan senjata.

Dalam pertemuannya dengan Wang, Kerry mengatakan kepada para wartawan bahwa pembicaraan dengan Xi berlangsung "sangat konstruktif, positif dan saya senang kami berkesempatan membahas secara rinci sejumlah tantangan menyangkut Korea Utara".

Cina siap bekerja dengan AS, kata Wang, "Sehingga kita bisa menjalankan prinsip kerjasama yang tanpa konfrontasi, tanpa konflik serta diiringi dengan rasa saling menghormati dan menguntungkan di semua aspek hubungan kita."

Kerry kemudian menekankan pentingnya "menjadi contoh bagi hubungan dengan kekuatan besar ini".

"Menurut saya dunia selalu menunggu untuk melihat apakah Cina dan Amerika Serikat bisa memiliki kesamaan di tengah perbedaan," katanya.

Kekhawatiran soal pertikaian di udara ataupun maritim di atas kepulauan Laut Cina Timur semakin meningkat setelah Beijing baru-baru ini memberlakukan zona identifikasi pertahanan udara, yang dikecam oleh Washington.

Kapal patroli Cina dan Jepang secara rutin sama-sama melintasi perairan di dekat kepulauan itu.

Pada saat yang sama, Beijing belakangan ini bertindak semakin tegas di Laut Cina Timur, yang sebagian besar wilayah diklaim olehnya.

Dalam pernyataan yang diberikannya pada Kamis malam sebelum meninggalkan Seoul, Kerry menegaskan bahwa kepulauan Laut Cina Timur --yang disebut Diaoyu oleh Beijing dan Senkaku oleh Tokyo, berada di bawah traktat keamanan.

Traktat itu mewajibkan AS untuk melakukan campur tangan mewakili Jepang jika Jepang diserang oleh negara ketiga.

"Ini adalah posisi Amerika Serikat terkait kepulauan tersebut," kata Kerry, yang menyebut nama kepulauan itu dalam Bahasa Jepang.

Di Seoul, Kerry menegaskan bahwa AS tidak akan pernah menerima Korea Utara sebagai negara nuklir dan tidak akan masuk pada "perundingan demi perundingan" dengan Pyongyang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement