REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- “Ketika saya masih di universitas, sebagian besar teman-teman saya merupakan non muslim. Ketika kami pergi ke supermarket bersama-sama mereka semua memasukkan makanan lezat ke dalam troli,”ujar Shazia Saleem pendiri ieat, produsen makanan shalal siap saji di Inggris. Sementara Shazia hanya memiliki keju, pastel bawang, dan sandwich tuna. Padahal Shazia juga ingin pie kambing.
“Bisnis saya lahir dari rasa lapar,”ujarnya. Seperti mayoritas muslim lainnya Shazia mengamati makanan halal. Kata halal berarti diperbolehkan dalam bahasa arab dan tidak termasuk daging babi, kerang , alcohol dan makanan lainnya yang terkontaminasi dengan produk tersebut serta hewan yang disembelih secara syari.
Beranjak dewasa dia hanya menemukan makanan halal yang didapatkan di dalam kari. “Saya tahu bahwa banyak muslim di Inggris juga merasa frustasi karena tidak dapat membeli makanan asli Inggris yang halal,”ujarnya. Sehingga Shazia merasa perlu melakukan sesuatu mengenai makanan halal.
Shazia menghabiskan enam tahun untuk mengasah keahlian bisnisnya. Dia belajar inovasi terkait ritel makanan dan branding saat bekerja di Waitrose and What if. Dia juga bekerja pada Dragons’ Den investor Peter Jones untuk mengembalikan saus reggae reggae menjadi puluhan juta pon kisah sukes.
Kemudian pada Oktober 2013 dia memutuskan untuk memulai perusahaannya. Dia meneliti dan membuat produk halal di antaranya sanitasi tangan non alcohol, cuka, aturan abu-abu atau syubhat, dan hukum membuang makanan.
Shazia mulai menandatangani kontrak dengan Sainsbury . Dalam kontrak tersebut daia menyediakan memiliki 12 produk halal yang tersedia di 23 toko di seluruh Southeast.