Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Meskipun negara yang dipimpin menganut sistem kerajaan, dia memulai pemilihan terbuka bagi wali kota. Pada 1914, dia menjadi presiden Asosiasi Muslim Wanita se-India.
Selain bidang pemerintahan dan pendidikan, dia pun mewariskan perubahan di bidang kesehatan masyarakat. Dia memulai untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan merintis program inokulasi dan vaksinasi. Memperhatikan pasokan air bersih dan sanitasi yang berstandar.
Upaya perbaikan pemerintahannya tersebut dia bukukan dalam beberapa dokumen. Kaikhusrau sendiri yang menulis dokumen-dokumen tersebut sehingga dikenal sebagai penulis wanita yang produktif pada abad ke-19.
Beberapa buku yang ditulis olehnya, di antaranya Hidayat uz-Zaujan, Sabil ul-Jinan, Tandurusti (kesehatan), Bachchon ki Parwarish, Hidayat timardari, dan Maishat o Moashirat.
Setelah memerintah selama 25 tahun dia pun turun takhta. Kepemimpinannya kemudian digantikan oleh anak bungsu satu-satunya, Hamidullah Khan, pada 1926. Sang Ratu tutup usia empat tahun kemudian pada usia 71 tahun.
Dia meninggalkan tiga putra dan satu putri dengan suaminya HH Ali Jah Ihtishan ul Mulk Nasir ud Daulah Nawab Ahmad Ali Khan Bahadur Sultan Dulha Sahib Nawab Consort dari Bophal pada 1 Februari 1874.
Tiga putranya, di antaranya Kolonel Ali Jah Nawab Hafiz Sir Muhammad Nasrullah Khan Sahib Bahadur, Mayor Jenderal Al Haj Mohsin ul Mulk Nawab Hafiz Muhammad Ubaidullah Khan Sahib Bahadur, dan HH Sikander Saulat Iftikhar ul Mulk Muhammad Hafiz Nawab Hamidullah Khan Bahadur.
Sedangkan, dua putrinya bernama Sahibzadi bilqis Jahan Begum Sahiba Muzaffar dan Sahibzadi Asif Jahan Begum Sahiba.