REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sinisa Mihajlovic selalu menghormati Sampdoria yang telah menyelamatkan karier bermainnya. Dua belas tahun berselang, mantan pemain internasional Yugoslavia itu kembali sebagai pelatih dan membayar lunas utang-utangnya.
Caranya, dengan membantu klub Liga Italia itu lolos dari ancaman degradasi. Hanya dalam waktu empat bulan sejak mengambil alih posisi pelatih, ia telah membawa Sampdoria dari peringkat kedua dari bawah menuju peringkat ke-12.
Laju tujuh kemenangan, empat kali imbang, dan empat kekalahan dari 15 pertandingan di bawah kepemimpinannya telah membuat Sampdoria semakin dekat dengan zona Eropa ketimbang degradasi.
Pria Serbia itu mungkin masih dipandang sebagai sosok ultra nasionalis dan dikenang oleh pihak lain karena perkelahian di dalam lapangan. Namun ia jelas memotivasi tim yang sebelumnya berada dalam kondisi mental yang buruk.
Ketika ia mengambil alih klub Genoa itu pada November, Mihajlovic, yang senang mempelajari sejarah, memperkenalkan dirinya dengan membacakan versi adaptasi dari kalimat yang dilontarkan Presiden John F Kennedy saat dilantik kepada para pemainnya.
"Ia berkata, 'Jangan tanyakan apa yang dapat dilakukan negara kepada Anda, namun apa yang dapat Anda lakukan untuk negara Anda'," kata Mihajlovic kepada para pewarta saat itu.
"Kepada para pemain saya, saya akan tidak akan bertanya apa yang dapat Sampdoria lakukan untuk mereka, namun apa yang dapat mereka lakukan untuk Sampdoria."
"Di depan tembok Berlin, ia (Kennedy) berkata, 'Ich bin ein Berliner.' Maka, hari ini, saya bangga saat berkata, 'saya adalah Sampdoria.' Inilah mengapa saya kembali."
Mihajlovic juga mengirim pesan kepada para penggemar. "Saya ingin tim-tim yang datang merasa mereka menghadapi seluruh kota, bukan hanya 11 pemain."