REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang menteri India pada Senin menjadi pusat pembicaraan terkait kecurangan dalam pemungutan suara, setelah ia meminta para pendukungnya memilih dua kali untuk partainya dalam pemilu yang dimulai bulan depan di India.
Ketika berbicara dalam sebuah reli pada Minggu (23/3), Menteri Pertanian India Sharad Pawar meminta para pemilih untuk mencuci tinta yang akan dioleskan pada jari-jari setelah mereka memberikan suara dan kemudian pergi ke TPS yang berbeda untuk memberikan suara kedua kalinya bagi partainya, Partai Kongres Nasional.
Setelah memberi tahu bahwa pemungutan suara di dua wilayah bertetangga di Maharashtra akan dilaksanakan pada hari yang berbeda, Pawar mengatakan kepada pendukungnya di negara bagian itu: "Coblos gambar 'jam' (simbol partainya) di TPS yang satu dan datang ke TPS yang lain untuk kembali mencoblos gambar 'jam'," kata Pawar, yang selanjutnya disambut tawa keras dari para simpatisan partainya.
Pernyataan Pawar itu diketahui oleh sejumlah rivalnya dalam pemilu yang dimulai pada 7 April, termasuk oleh partai anti-korupsi Partai Aam Aadmi yang menyatakan akan mengadukan hal itu ke komisi pemilihan atas dugaan "pelanggaran kode etik terang-terangan".
Pawar, yang saat ini bersekutu dengan partai penguasa, Partai Kongres, tetapi juga 'bermain' dengan Partai Bharatiya Janata yang merupakan partai oposisi utama, mencoba untuk menertawakan isi sambutannya kepada para pendukung partainya itu.
Ia mengatakan permintaan kepada para pendukungnya untuk memilih dua kali itu dimaksudkan sebagai "sebuah lelucon".
"Para pendukung partai bosan dengan pidato pemilihan yang klise dan sama saja. Pernyataan yang saya buat pada hari sebelumnya itu hanya candaan ringan," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa tindak korupsi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian terbesar dari pemilih di India, yang akan mengadakan pemilu untuk memilih 543 anggota parlemen dalam sembilan tahap hingga 12 Mei.