REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Alih-alih mendukung langkah Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dalam penggunaan teknologi dalam sebuah pertandingan sepak bola, klub-klub Jerman justru menolak kehadiran teknologi tersebut, khususnya teknologi garis gawang.
Dari 36 tim anggota Bundesliga ditambah divisi dua Liga Jerman, 24 tim menyatakan penolakan tersebut. Keputusan ini dibuat berdasarkan hasil voting yang dilakukan oleh otoritas tertinggi Liga Jerman (GFL) dalam sebuah pertemuan di Frankfurt, Senin (24/3) waktu setempat.
Meski hampir dari setengah klub di Bundesliga mendukung kehadiran teknologi itu, tapi lantaran hasil pemungutan suara tidak mencapai 2/3 dari jumlah yang hadir, maka penggunaan teknologi itu urung digunakan.
Sementara sembilan klub lebih memilih untuk menerapkan teknologi ini pada Bundesliga musim 2015/2016. Hanya tiga tim dari 18 tim asal Divisi Dua Liga Jerman yang sepakat terhadap penggunaan teknologi garis gawang tersebut.
''Saya bisa mengumumkan klub-klub Bundesliga dan divisi dua Bundesliga memilih untuk tidak menerapkan teknologi tersebut. Untuk saat ini, isu ini setidaknya sudah selesai dan tidak perlu dibahas lagi,'' kata Presiden DFL, Reinhard Rauball seperti dikutip Reuters, Selasa (25/3).
Penggunaan teknologi garis gawang ini diharapkan bisa membantu wasit dalam menentukan terjadinya gol. Teknologi yang disebut ''Goal Control'' terdiri dari pemasangan kamera kecil di sejumlah sudut stadion untuk bisa memantau apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum.
Nantinya, dalam hitungan detik, wasit dapat menerima sinyal berupa getaran di jam tangah mereka apabila bola telah melewati garis gawang. Teknologi ini pertama kali dikembangkan dengan sistem ''Hawk-Eye'' dari perusahaan yang berbasis di Inggris.
Namun, tingginya biaya pemasangan teknologi tersebut menjadi alasan utama penolakan sejumlah tim asal Jerman tersebut, termasuk Schalke 04. ''Saya menolak penerapan teknologi tersebut, karena penggunaan teknologi itu belum tepat dan masih terlalu mahal,'' kata Direktur Olah Raga Schalke 04, Horst Heldt di The Local.
Berbeda dengan Schalke 04, tim-tim raksasa Bundesliga, seperti Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, Bayer Leverkusen, dan termasuk Borussia Mönchengladbach justru berharap teknologi ini cepat diaplikasikan di Bundesliga.
''Kami cukup menyesalkan keputusan ini. Tapi, secara demokratis, kami harus bisa menerima keputusan tersebut. Kami harus melanjutkan kompetisi dengan keputusan tersebut, dan tidak ada gunanya menyesalkan keputusan ini jika di kemudian hari insiden gol hantu terjadi lagi,'' kata salah satu petinggi Bayern Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge di Four-Four Two.