REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Jerman Georg Witschel mengatakan, akhir 2015 nanti akan dilaksanakan ASEAN Economic Community. Makanya ASEAN harus melakukan harmonisasi dan standardisasi ijazah sekolah kejuruan.
Ini, ujar Georg, perlu dilakukan agar tenaga kerja lulusan Indonesia bisa diterima bekerja di negara ASEAN lain, begitu pula sebaliknya. "Jangan sampai, ada siswa jurusan listrik di negara tertentu training mati-matian, lalu siswa lain di negara lain hanya minum bir saja dan bersenang-senang," ujarnya di Jakarta, Rabu, (23/3).
Dibutukan standardisasi training antara negara ASEAN. "Sehingga ijazahnya bisa dipakai bekerja di mana saja antar negara ASEAN," kata Georg.
Indonesia, ujar Georg, memiliki pasar yang besar, populasi muda, dan gaji rendah. Ini basis yang sangat ideal untuk meningkatkan perusahaan di bidang jasa dan manufaktur. Namun hambatan kemajuan di Indonesia antara lain KKN, infrastruktur yang tidak baik, juga kurangnya tenaga ahli. Indonesia, menurutnya, harus memperbaiki ini semua untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015 mendatang.
Sistem sekolah di Indonesia, lanjut Georg, masih kurang baik terlalu banyak sekolah umum dan kurang sekolah kejuruan. Selain itu sekolah kejuruan tidak berorientasi pada hasil serta kurang kerja sama dengan industri.