REPUBLIKA.CO.ID, Namanya Aquib Russell (57 tahun), tinggal di Dallas, Texas, Amerika Serikat. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga Amerika penganut Protestan.
Menurut Russell, sekte Kristen ini memiliki gereja-gereja yang telah dipisahkan dari ajaran induknya yang asli, yakni Katholik. “Meskipun begitu, keduanya tetap sama-sama Nasrani. Seperti halnya Katolik, ada banyak sekali gereja Protestan di AS,” ujarnya seperti dilansir IfoundIslam.net.
Ia mengatakan, umat Kristiani, untuk sebagian besar, adalah orang-orang yang baik dan memiliki hati yang mulia. “Namun, kali ini aku hanya ingin berbagi kisah tentang bagaimana aku meninggalkan kesalahan mendasar dari ajaran Kristen dan menemukan kebenaran Islam.”
Keluarga Russell telah tinggal secara turun-temurun di wilayah selatan AS selama lebih dari 150 tahun. Untuk diketahui, daerah ini dikenal sebagai basis yang sangat konservatif dan religius di AS.
Sejak masih kanak-kanak, Russell telah belajar Bibel. Dari situ, ia telah mendengar berbagai kisah tentang Ibrahim, Nuh, Musa, Ayub, Yunus, Daud, Yahya, dan nabi-nabi lainnya menurut versi Kristen. “Tentu saja, aku juga memperoleh banyak cerita tentang Yesus atau Isa, serta ucapan-ucapannya di dalam Bibel,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, Russell akhirnya menyadari bahwa ada yang salah dengan cerita Kristen tentang Isa. Kisah-kisah yang disampaikan Bibel mengenai sosok tersebut banyak yang tidak cocok dan tidak masuk akal baginya.
“Ajaran Isa kadang-kadang bertentangan dengan apa yang dikatakan para pengikutnya tentang dirinya. Tidak mungkin semuanya sama-sama benar,” ia membatin.
Tak hanya itu, ia juga menemukan beberapa cerita tentang sebuah peristiwa yang dialami Isa, tapi memiliki lebih dari satu versi dalam Bibel. Anehnya, semua cerita yang bertentangan itu justru diperlakukan sebagai kebenaran mutlak menurut ajaran Kristen.
Selain itu, kata Russell, umat Kristiani juga kerap menjadikan kisah kebangkitan Isa dari kematiannya (yang menurut pandangan mereka Isa meninggal karena dibunuh orang-orang Romawi) sebagai rujukan tentang keilahian putra Maryam tersebut.
“Padahal, Isa tidak pernah membuat klaim soal ketuhanannya. Sayang, orang-orang Kristen umumnya tidak mau membahas hal-hal yang semacam ini. Kerancuan ajaran ini terus menimbulkan keraguan dalam diriku,” ujarnya.
Memasuki usia remaja, Russell menjadi anggota penuh di gereja orang tuanya. Tapi, ketika AS terlibat dalam Perang Vietnam, ia mulai aktif dalam berbagai kampanye untuk memprotes pemerintah dan praktis berhenti pergi ke gereja sejak itu. Ia pun akhirnya meninggalkan ajaran dan keyakinan yang pernah ia anut sejak kecil.
“Aku sudah terlalu banyak mengalami penderitaan batin dan kebingungan selama ini. Aku lelah. Walaupun begitu, aku selalu sadar, ada Tuhan yang selalu membimbingku. Aku hanya tidak bisa menemukan jalan untuk kembali kepada-Nya karena memang tidak tahu caranya,” kata Russell.