REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Polisi anti-narkoba Iran menyita lebih dari 1.000 kilogram obat-obatan terlarang dari para pengedar narkoba di provinsi selatan Kerman, kata seorang komandan senior polisi Sabtu.
"Sejumlah 1.019 kilogram narkotika telah disita dan seorang pengedar obat tewas dalam bentrokan dengan polisi," kata Komandan Kepolisian Provinsi Kerman Kolonel Pol. Rouhollah Abbasi Sabtu.
Dia mencatat bahwa setelah pemeriksaan atas satu mobil Toyota sebanyak 880 kilogram opium dan 139 kilogram ganja disita dari mobil tersebut.
"Dalam operasi ini, satu pedagang obat tewas dan satu lainnya ditangkap pada saat dia mencoba untuk memindahkan korban terluka dari lokasi bentrokan," kata Kolonel Abbasi.
Kepala Kepolisian Isfahan, Iran, Abdolreza Aghakhani mengatakan 16 Maret bahwa lebih dari 35 ton obat-obatan disita dari 100 geng penyelundupan narkoba dan sejumlah besar penyelundup ditangkap di Provinsi Isfahan tahun ini.
Aghakhani mengatakan kepada IRNA bahwa penyitaan obat-obatan terlarang tahun ini naik 65 persen dibandingkan tahun lalu dan jumlah penyelundup narkoba yang ditangkap pada periode itu meningkat 58 persen.
Dia mengatakan tingkat kejahatan keras menurun sebesar 19 persen namun penangkapan para penyelundup obat naik 25 persen di Isfahan tahun ini.
Iran, Afghanistan dan Pakistan telah bertemu dalam sidang trilateral di Wina untuk membahas perang melawan perdagangan obat.
Abdoulreza Rahmani Fazli, menteri dalam negeri Iran, dan sekretaris jenderal Markas Pengawasan Obat Iran menghadiri pertemuan tersebut.
"Iran, Afghanistan dan Pakistan bertekad untuk mengkonsolidasikan upaya memerangi perdagangan narkoba," kata Rahmani Fazli setelah akhir sesi pertemuan segitiga itu.
"Ketiga negara menyajikan pertemuan berikutnya dengan laporan tentang prestasi mereka."
Rahmani Fazli juga mengatakan bahwa pembicaraan trilateral telah menyerukan masyarakat internasional dan organisasi yang berafiliasi PBB untuk "bekerja sama yang lebih erat dalam memberantas obat, dalam hal logistik dan transfer informasi."
"Kita, sebagai tiga negara di garis depan melawan narkoba, akan meningkatkan upaya melalui kerja sama," katanya menambahkan.
Badan anti-narkoba PBB sebelumnya memuji upaya Iran memerangi penyelundupan narkotika ditengah-tengah sorotan kelompok hak asasi manusia mengenai meningkatnya hukuman mati, banyak diantaranya adalah terdakwa kasus narkoba.
Direktur Eksekutif Badan Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC) Yury Fedotov mengatakan badan yang bermarkas di Wina itu menentang hukuman mati dan ia berencana menanyakan lagi masalah tersebut kepada pejabat Iran pekan ini.
"Namun di lain pihak, Iran mengambil peran sangat aktif dalam perang melawan obat-obatan terlarang," katanya kepada wartawan sebelum pertemuan internasional di Wina mengenai upaya global memerangi narkotika yang digelar pada 13-14 Maret.
Pada 2012 Iran menyita 388 ton opium, sekitar 72 persen dari total tangkapan di seluruh dunia."Ini sangat mengagumkan," kata Fedotov.