Rabu 02 Apr 2014 15:45 WIB

Jasad Tentara AS yang 'Hilang' Dipulangkan dari Kamboja

Mayat (ilustrasi)
Foto: www.pollsb.com
Mayat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Jasad yang diyakini sebagai tiga tentara Amerika Serikat yang meninggal di Kamboja lebih dari empat dasawarsa lalu dalam Perang Vietnam, dipulangkan ke AS Rabu untuk diidentifikasi di AS.

Jenazah mereka ditemukan oleh tim dari Kamboja dan anggota Komando Bersama AS Bagi mereka yang hilang dalam tugas (JPAC) di sebelah timur Provinsi Kampong Cham, menurut Kedutaan Besar AS.

Tugas tim tersebut adalah melacak petugas AS yang hilang ketika bertugas di Asia Tenggara.

"Beberapa hari yang lalu, tim gabungan Kamboja dan AS menyelesaikan misi paling baru untuk menemukan kemungkinan jasad tentara yang hilang dalam tugas di Kamboja," kata William Todd, Dubes AS untuk Kamboja dalam upacara di bandara Phnom Penh.

"Hari ini kita menghormati rekan-rekan kita yang meninggal jauh dari rumah dan mereka yang tidak pernah kita kenal," katanya dengan menambahkan bahwa ia berharap agar pemulangan jasad itu dapat "meringankan kepedihan" bagi keluarga yang ditinggalkan.

Jasad mereka dimasukkan dalam tiga peti mati berselubung bendera AS, diterbangkan dengan pesawat militer AS untuk menuju laboratorium identifikasi JPAC di Hawaii.

Perincian lebih lanjut mengenai bagaimana mereka gugur belum tersedia.

Sembilan puluh tentara AS dinyatakan hilang di Kamboja dalam Perang Vietnam, menurut Kedubes AS, di mana 37 orang sudah ditemukan jasadnya dan dikenali sejak kedua negara membuka kembali kerja sama pencarian pada 1992, sedangkan 53 orang masih hilang.

Sekitar 3,14 juta warga AS berdinas di Vietnam dalam masa perang yang berlangsung selama tahun 1960an hingga kejatuhan Saigon (kini kota Ho Chi Minh) pada 1975.

Lebih dari 58 ribu warga AS meninggal dalam perang tersebut.

Pada 1969 Washington mulai mengebom tempat-tempat yang dicurigai sebagai markas komunis di Kamboja yang menyatakan diri netral dalam perang tersebut, dan psukan darat dikirim ke negeri itu pada tahun berikutnya.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement