Sabtu 05 Apr 2014 12:12 WIB

Kiat Menahan Amarah (3-habis)

Ilustrasi
Foto: Pickthebrain.com
Ilustrasi

Oleh: Hannan Putra

Orang marah bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Ia bisa membanting piring, melempar gelas, memukul, bahkan sampai pada tindak pembunuhan.

Di saat itulah, misi setan untuk merusak manusia tercapai. Untuk itulah, seorang yang marah dianjurkan untuk banyak membaca kalimat ta’awuz a'udzubillahi minasy syaithanirrajiim.

Sebagaimana hadis dari Sulaiman bin Surd yang menceritakan, "Suatu hari saya duduk bersama Nabi SAW. Ketika itu, ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya, wajahnya telah merah karena diliputi marah.

Melihat hal itu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini maka marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awuz a’udzu billahi minas syaithanir rajiim. marahnya akan hilang.’" (HR Bukhari dan Muslim).

Kabar gembira

Rasulullah bersabda, “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR Abu Daud, Tirmizi, dihasankan oleh al-Albani).

Siapa yang tidak bangga ketika dia dipanggil Allah di hadapan semua makhluk pada hari kiamat untuk menerima balasan yang besar? Semua manusia dan jin menyaksikan orang ini maju di hadapan mereka untuk menerima pahala yang besar dari Allah SWT.

Betapa besar ganjaran yang diberikan Allah di akhirat nanti hanya dengan menahan emosi dan tidak melampiaskan marahnya. Apalagi, seseorang yang tidak hanya sanggup menahan amarahnya, tetapi juga bisa memaafkan kesalahan orang yang sudah zalim kepadanya serta membalasnya dengan kebaikan pula.

Mula Ali Qori dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Turmudzi mengatakan, pujian yang indah dalam hadis tersebut merupakan balasan yang besar hanya karena sebatas menahan emosi. Bagaimana jika ditambahkan dengan sikap memaafkan atau bahkan membalasnya dengan kebaikan.

Jadi, ketika seorang Muslim hendak marah, ingatlah dengan fadilat (keutamaan) yang disampaikan Rasulullah SAW dalam hadisnya tersebut. Betapa besar ganjaran bagi seorang yang berhasil menahan marah.

Hal ini memang cukup sulit. Umumnya, seorang yang marah diliputi emosi yang menutup akalnya untuk berpikir. Sehingga, seorang yang marah lupa dengan tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mengendalikan amarahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement