Ahad 06 Apr 2014 07:56 WIB

Pemilu Ladang Ibadah (2-habis)

Pemilu 2014
Foto: republika.co.id
Pemilu 2014

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Umat Islam diimbau tidak golput.

Yunahar pun menyarankan kepada umat Islam pada Pemilu 2014 ini tidak boleh golput. Umat harus menggunakan hak memilih dengan sebaik-baiknya.

Muhammadiyah dalam hal ini sebagai organisasi Islam yang independen tidak memaksakan warga Muhammadiyah memilih partai atau caleg tertentu. “Silakan saja mereka memilih, asalkan mereka adalah sosok yang memperjuangkan umat Islam,” katanya.

Sebagai umat mayoritas di Indonesia, tentu mereka dapat memilih dengan bijak. Pemimpin yang dipilih harus mampu menegakkan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Meskipun banyak informasi negatif yang beredar mengenai para calon pemimpin, Yunahar berharap umat tidak pesimistis.

“Masih ada sosok yang mampu memperjuangkan umat Islam. Jika tidak bisa mendapatkan pemimpin yang sempurna secara Islam, jangan ditinggalkan semua,” ujarnya.

Jika seluruh calon yang ada memiliki nilai yang baik, pilihlah yang terbaik. Tetapi, jika seluruh calon tersebut memiliki nilai yang buruk maka pilihlah calon yang keburukannya paling sedikit.

Saat ini, banyak pemimpin yang memiliki ilmu kepemimpinan dan mengatur negara. Tetapi, hanya sedikit yang memiliki kejujuran.

“Semua warga memiliki harapan yang sama, terutama sekali dan terpenting pemimpin harus jujur, jujur, dan jujur,” katanya.

Mereka tidak memihak, tetapi selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan menjaga kehormatan serta kemakmuran rakyat.

Ketua Umum PP Persis Prof  Maman Abdurrahman mengatakan kriteria pemimpin ideal bagi umat Islam sesuai dalam Alquran surah an-Nisa ayat 58-59.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.… Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya)....”

Dari ayat di atas, menurut Maman, pemimpin ideal itu harus mampu memegang amanah, adil, bermusyawarah, dan berpegang pada Alquran dan hadis.

“Mereka harus berangkat dari sibghah Allah sehingga jelas bahwa pemimpin yang baik dilihat dari agamanya,” ujarnya.

Menurutnya, jelas pemimpin yang telah menganut ideologi Islam merupakan yang paling baik di antara lainnya.

“Banyak pilihan partai yang komitmen dengan ideologi Islam, seperti partai-partai Islam,” kata Maman. Ia menyarankan jangan memilih pemimpin yang menjadikan bangsa Indonesia liberal apalagi sekuler.

“Pilihan kita di pemilu akan dipertanggungjawabkan di akhirat, akan ditanya alasan mereka memilih pemimpin tersebut,” ujarnya. Sehingga, jangan sampai memilih karena diiming-imingi uang Rp 50 ribu saja.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement