Oleh: Erdy Nasrul
Perkembangan teknologi komunikasi telah melalui perubahan yang cukup signifikan sejak awal generasi.
Saat ini, nyaris tidak ada lagi batasan bagi manusia untuk dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Perkembangan informasi tidaklah menunggu hari, jam, atau menit, bahkan dalam hitungan detik terdapat ribuan informasi baru di internet.
Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Surabaya, Arfan Muammar menyatakan kini orang banyak menggunakan jaringan internet.
Untuk itu, media yang akan dilirik di kemudian hari, yang akan potensial menurutnya, adalah konten dan aplikasi Islami. “Mau tak mau kita harus mengikuti perkembangan zaman, VCD sekarang tak musim lagi,” katanya.
Menurutnya, banyak cara melakukan dakwah melalui berbagai cara dan beragam tempat. Agar mudah diterima, dakwah Islam bisa dilakukan dengan berbagai media, mengikuti perkembangan zaman. Beberapa tahun yang lalu, syiar dakwah melalui VCD marak. Dakwah harus bisa disebarkan melalui berbagai upaya.
Bukan hanya dengan bertemu dan berbagi ilmu secara langsung, beragam media bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan syiar Islam. Banyak yang menggunakan media buku sebagai media dakwah. Dari novel atau cerita ringan keseharian yang Islami hingga fikih Islam yang berisikan hal-hal serius.
Arfan menyatakan seiring perkembangan teknologi, dunia online menjadi salah satu sisi yang perlu diperhatikan dalam penyebaran dakwah Islam. Banyak orang mendapatkan hidayah dari mempelajari literatur kajian-kajian Islam yang tersebar di internet.
Namun, banyak pula yang tergelincir karena terjerumus mengikuti dakwah yang jauh dari Islam, namun mengatasnamakan Islam. Dunia online bak hutan belantara. Jika seseorang asal memakan apa yang ada di dalamnya, bisa jadi dia terkena racun.
Media televisi, radio, internet, hanyalah bagian kecil media dakwah yang saat ini belum dikelola secara maksimal. Media massa, baik cetak maupun elektronik, merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern.
Para pekerja, akademisi, dan masyarakat bisnis kini telah dilayani oleh berbagai kemajuan teknologi. Arfan menyatakan dai setidaknya harus memiliki akun Twitter atau Facebook. Ketika berceramah di manapun dai menyosialisasikan akunnya. Kemudian, jamaah akan masuk ke dalam akunnya. Dakwah kemudian dapat berlangsung setiap saat.