Selasa 08 Apr 2014 14:09 WIB

Kapal Australia Cari Sinyal MAS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
 Awak pesawat Orion AP-3C milik Angakatan Udara Australia tengah melakukan misi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.
Foto: AP/Richard Wainwright
Awak pesawat Orion AP-3C milik Angakatan Udara Australia tengah melakukan misi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Sebuah kapal Australia tak dapat lagi mendeteksi sinyal 'ping' yang diduga dari kotak hitam pesawat MH370. Padahal, tim pencari kini tengah berlomba dengan waktu karena baterai kotak hitam tak dapat bertahan lama. 

Dilansir dari Reuters, Kepala Badan Koordinasi Pencarian Australia Angus Houston mengatakan, pencarian yang dilakukan tengah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Karena daya tahan baterai kotak hitam tak lama lagi akan habis. Kotak hitam tersebut hanya dapat bertahan hingga 30 hari. 

Sebuah kapal towed pinger locator milik Amerika Serikat yang berada di kapal Ocean Shield Australia mendeteksi dua sinyal 'ping'. Sinyal pertama didapatkan selama lebih dari dua jam dan sinyal kedua hanya dapat ditangkap selama 13 menit. 

Houston mengatakan suara sinyal tersebut mirip seperti suara kotak hitam dan dinilai menjadi petunjuk yang paling kuat dalam pencarian ini. Meski pun begitu, upaya untuk menangkap sinyal tersebut hingga kini masih belum berhasil.  

"Jika kita tidak mendapatkan transmisi lagi, kita tentu saja harus mencari pesawat tersebut di dasar lautan dan pencarian tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. Pencarian ini sangat lambat, butuh kerja keras," kata Houston. 

Kotak hitam pesawat itu dapat membantu tim menemukan penyebab pesawat MAS menghilang. Pihak berwenang pun belum mengesampingkan masalah teknis sebagai penyebab hilangnya pesawat. Namun, bukti yang ada termasuk hilangnya komunikasi menunjukan bahwa pesawat tersebut dialihkan secara sengaja. 

Berdasarkan analisis data satelit, tim penyelidik menyimpulkan, pesawat MH370 telah jatuh di wilayah yang jaraknya sekitar 1.680 km barat laut Perth dan menjadi fokus pencarian saat ini. 

Sementara itu, saat ini sebuah kapal selam tanpa awak, Bluefin 21 berada di kapal Ocean Shield dan dapat dikirimkan untuk mencari puing pesawat di dasar lautan. Namun, perlu untuk mempersempit wilayah pencarian terlebih dahulu serta menunggu adanya deteksi sinyal lebih lanjut sebelum menggunakan kapal selam.  

"Ini adalah wilayah yang luas untuk kapal selam yang kecil yang hanya memiliki kemampuan pencarian yang sempit. Itulah sebabnya, sangat penting untuk mendapatkan transmisi lainnya dan kita perlu melanjutkan pencarian hingga alat tersebut tak mampu mengirimkan sinyal," jelas Houston. 

Bluefin akan menyusuri dasar laut dalam misi selama 20 jam dengan menggunakan sonar untuk menemukan pesawat MAS. Ocean Shield pun akan mengunggah data pencarian Bluefin dan menganalisisnya. 

Jika ada benda aneh yang terdeteksi, sonar yang ada di kendaraan robot akan diganti dengan kamera untuk mengambil gambar lebih dekat.

Kedalaman wilayah pencarian tersebut berkisar 4,5 km yang masih dapat dijangkau oleh Bluefin. Houston pun menegaskan, hingga kini belum ada konfirmasi bahwa sinyal yang terdeteksi tersebut merupakan sinyal dari pesawat MAS yang hilang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement