REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 413 warga sipil, Senin (7/4) waktu setempat, secara suka rela pindah dari Kamp Tomping di Ibu Kota Sudan Selatan, Juba, ke lokasi Rumah PBB. Pengungsi di Juba juga melakukan hal serupa untuk berlindung akibat kondisi yang memburuk di sana.
"Lokasi Rumah PBB belum lama ini telah dikembangkan," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara PBB, dalam taklimat di Markas PBB, New York, sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Selasa.
"Sejak relokasi dimulai pada 12 Maret, lebih dari 1.345 warga sipil telah pindah dari Tomping ke Rumah PBB," kata Haq yang mengutip misi PBB di Sudan Selatan.
"Prajurit pemelihara perdamaian PBB menyediakan perlindungan buat warga sipil, serta truk yang mengangkut harta mereka ke Rumah PBB," katanya.
Wakil Khusus PBB, Hilde Johnson, pekan lalu mengatakan kondisi menjadi bertambah buruk dengan mulainya musim hujan. Lokasi di Tomping dan Malakal, khususnya, menghadapi risiko wabah penyakit terutama kolera.
"Oleh karena itu, relokasi orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dari lokasi ini perlu dilakukan," kata Haq.
Lebih dari 700.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka sejak pertengahan Desember ketika kerusuhan meletus antara pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan petempur yang secara longgar beraliansi dengan mantan wakil presiden Riek Machar.
Sebanyak 250.000 orang telah mengungsi ke Uganda, Ethiopia, Kenya dan Sudan yang bertetangga.