REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan hingga bulan Februari 2014, perbankan syariah masih terus tumbuh. Namun angkanya masih dibawah 20 persen dan belum mampu menembus lima persen dari total pangsa pasar perbankan pada umumnya.
Direktur Direktorat Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perijinan Syariah OJK, Achmad Buchori, Kamis (10/4), menyampaikan hingga Februari 2014, aset yang dikelola oleh 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah bank dan 163 bank perkreditan rakyat (BPR) syariah mencapai Rp 234,08 triliun. Sementara Angka pertumbuhan mencapai 18,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara pangsa pasar 4,79 persen dari total perbankan nasional. Ia menyatakan sepanjang kuartal I di 2014, pertumbuhan perbankan syariah masih dalam fase perlambatan.
Meski begitu angka pencapaiannya masih mampu sebesar 25 persen. Selain itu untungnya perbankan syariah mendapat limpahan dana murah yang berasal dari dana haji sebesar Rp 13 triliun-Rp 14 Triliun. Oleh karena itu OJK memiliki target pertumbuhan sebesar 5,25 persen hingga 6,25 persen.
Untuk meningkatkan pertumbuhan itu OJK akan menyokong sinergitas antar lembaga di ekonomi syariah. Baik bank, asuransi dan lembaga keuangan non bank syariah. OJK saat ini juga menyokong integrasi antar lembaga tersebut.