REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (10/4) sore melemah 43 poin menjadi Rp 11.332 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.289 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Kamis (10/4) mengatakan bahwa hasil Pemilihan Umum Legislatif berdasarkan perhitungan cepat yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar menjadi salah satu faktor negatif bagi mata uang rupiah. "Hasil Pemilu kemarin (9/4) dinilai pelaku pasar uang tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak adanya partai yang dominan membuat investor khawatir terhadap stabilitas politik di dalam negeri," ujar dia.
Menurut dia, pelaku pasar uang cenderung melakukan lepas rupiah dan berpindah ke mata uang yang masuk dalam kategori aman (safe haven). "Sentimen positif baru di pasar uang cukup minim. Kondisi itu membuat pelaku pasar uang mengambil langkah antisipasi untuk menjaga asetnya," kata dia.
Kendati demikian, ia memperkirakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah akan tetap stabil, secara fundamental mata uang domestik akan bergerak di kisaran Rp 11.300-Rp 11.400 per dolar AS. "Jika muncul eforia dari faktor politik, rupiah bisa menguat ke level Rp 11.200 per dolar AS," ucap dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (10/4) ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.342 dibandingkan hari Selasa (8/4) di posisi Rp 11.309 per dolar AS.