Sabtu 12 Apr 2014 18:07 WIB

Ini Tiga Skenario Putin Kuasai Ukraina

Konflik di Ukraina
Foto: VOA
Konflik di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Krisis Ukraina terus berlanjut dan selalu memunculkan persoalan baru. Mulai dari referendum, kemerdekaan dan penggabungan Crimea ke Rusia. Lalu Ukraina Timur dan wilayah-wilayah beretnik Rusia mulai bergolak menginginkan yang sama.

Apalagi yang bisa terjadi? Berikut tiga perkiraan skenario Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menguasai Ukraina yang ditulis oleh penulis kolom Mykola Riabchuk di Aljazeera, Kamis (11/4) dalam artikel 'Ukraine: Russian propaganda and three disaster scenarios'.

Menurutnya salah satu skenario itu adalah menghancurkan kedaulatan Ukraina.

"Usaha untuk menumpas separatis akan berakhir pada hancurnya kedaulatan Ukraina di timur dan berdirinya negara-negara boneka pro-Rusia dengan konsep Transnistria di Moldova," katanya.

Skenario kedua adalah kalangan demonstran di timur Ukraina mungkin saja akan memproklamasikan diri sebagai 'Ukraina sebenarnya'.

Dengan dukungan Rusia, mereka dapat mendudukkan kembali Presiden terguling Viktor Yanukovych sebagai presiden yang sah.

Skenario ini bukan hal yang baru. Tahun 1918 Rusia melalui Bolsheviks pernah membangun pemerintahan boneka di Kharkiv untuk menumbangkan pemerintahan demokratis di Republik Nasional Ukraina (1918-1920) di Kiev.

Tujuan dari skenario ini adalah untuk  memindahkan dan mengubah perang Rusia-Ukraina menjadi pertarungan antara Ukraina-Ukraina.

Skenario ketiga adalah, pemerintahan sementara kali ini menyerah kepada buli dan tekanan Rusia.

Hasilnya, perdamaian akan tiba, tapi Ukraina akan mengadopsi sistem konfederasi semu sebagai negara lemah di mana wilayah-wilayah beretnik Rusia akan mempunyai otonomi yang kuat.

Bila skenario ini akhirnya terwujud, Rusia diperkirakan akan mempunyai posisi yang unggul untuk memanipulasi dan menyabotase Ukraina di masa mendatang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement