Rabu 23 Apr 2014 10:29 WIB

Ziarah Makam (2)

Ziarah kubur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ziarah kubur.

Oleh: Azyumardi Azra*    

Sebaliknya, dalam tradisi Islam Indonesia, makam dapat dipandang sebagai representasi religio-ideologi Islam Wasathiyyah yang inklusif, akomodatif, dan damai, seperti diperkenalkan para penyiar Islam sejak abad ke-12.

Historiografi Islam Nusantara tentang masa awal penyebaran Islam kaya dengan riwayat para penyiar Islam seperti itu, yang dalam konteks Pulau Jawa diwakili Walisongo.

Masyarakat Muslim Wasatihyyah Indonesia sangat menghormati para penyiar Islam. Ini tercermin dari penghormatan pada makam-makam penyiar Islam yang di Jawa disebut sebagai wali atau syekh, datuk (dato), dan tuan guru di  tempat-tempat lain.

Makam-makam ini plus figur-figur Muslim terkemuka lain pada masa belakangan  menjadi objek dan pusat ziarah (bahasa Arab, ziyarah) yang terus bertahan di tengah berbagai gelombang pembaruan dan pemurnian Islam sejak abad ke-17.

Makam-makam penyiar Islam dan figur Muslim terkemuka lain tidak hanya memiliki signifikansi keagamaan, tetapi juga nilai sosial-ekonomi bagi para pengelola dan masyarakat lingkungannya.

Ziarah keagamaan di Indonesia dan di kawasan Dunia Muslim lain merupakan salah satu bentuk pariwisata yang kini menjadi sumber ekonomi lukratif.

Lihat, misalnya, perjalanan umrah ke Makkah (dan juga Madinah) yang dikombinasikan dengan ziarah ke tempat historis Islam, sejak dari Mesir, Yordania, Turki, sampai Andalusia (Spanyol), yang melibatkan dana tidak sedikit.

Karena potensi sosio-ekonomi itu, pengelolaan situs-situs makam juga seharusnya kian “professional”.

*Cendekiawan Muslim

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement