Kamis 24 Apr 2014 01:24 WIB

Tantangan Dai Muslimah (1)

ketua umum badan kontak majelis taklim (bkmt) tutty alawiyah as
Foto: dok.bkmt
ketua umum badan kontak majelis taklim (bkmt) tutty alawiyah as

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Wanita juga wajib berdakwah.

Seperti halnya laki-laki, seorang wanita juga memiliki kewajiban berdakwah. Seorang wanita memiliki peran yang sangat besar. Selain sebagai sosok ibu, seorang Muslimah juga mesti menyampaikan ilmu agama melalui banyak saluran.

Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Welya Safitri mengatakan, yang disebut dai Muslimah adalah wanita yang selain memiliki bekal agama yang kuat juga memiliki keterampilan lain.

Seorang daiah tidak hanya mampu berdakwah di majelis taklim, tapi juga lini kehidupan. Para daiah ini bukan hanya berdakwah sebagai penceramah, melainkan bisa berdakwah sembari bekerja sebagai dokter, dosen, maupun pegawai lainnya.

Ketua Gerakan Perempuan ICMI ini menambahkan, dai Muslimah memiliki peran internal dan eksternal. Dai Muslimah berperan secara internal ketika seorang daiah juga bertugas sebagai ibu rumah tangga. Dia harus mampu menerapkan apa yang diucapkannya saat berdakwah.

“Jangan sampai mereka berdakwah untuk menjadi keluarga sakinah, tetapi keluarganya sendiri berantakan,” ujar dia. Sedangkan, peran eksternalnya seorang daiah harus meningkatkan ilmu pengetahuannya.

Dalam berdakwah, daiah sebaiknya tidak hanya memilih jamaah Muslimah saja. Kaum laki-laki juga sekarang sudah dapat menerima seorang ustazah yang memberikan materi.

Namun, ujar Weyla, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan seorang dai Muslimah jika harus tampil  mengisi taklim. Pakaian yang dikenakan harus sesuai, seperti halnya seorang ustazah.

"Mereka harus berhijab secara syar’i." Daiah pun harus menguasai materi yang akan dijadikan bahan dakwah. “Jangan sampai, ketika jamaah bertanya ustazahnya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut,” terangnya.

Weyla menyarankan, seorang daiah sebaiknya berdakwah ketika siang hari agar tidak mengganggu kehidupan internalnya sebagai ibu rumah tangga.

Ketua Yayasan An Nurmaniyah Ustazah Nurma Nugraha mengatakan, saat ini daiah memiliki banyak tantangan. Salah satunya adalah kemajuan teknologi.

Masyarakat saat ini begitu mudah dalam menjangkau jaringan internet. Sehingga, umat Islam merasa sudah cukup dalam menimba ilmu agama berselancar di dunia maya.

Ini juga terkait dengan padatnya waktu umat dengan bekerja saat hari masih gelap dan pulang saat matahari telah tenggelam. Sehingga, untuk mengaji dengan tatap muka cukup sulit dilakukan.

 

“Justru, daiah harus mampu menggunakan kemajuan teknologi untuk berdakwah. Misal, dengan tulisan-tulisan di media sosial," ujar pemilik beberapa sekolah di Jakarta, Bogor, dan Karawang ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement