Jumat 25 Apr 2014 21:47 WIB

Iran Abaikan Kritik AS, Soal Apa?

Bendera Iran  (ilustrasi)
Foto: politico.ie
Bendera Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PBB-- Iran, Kamis, menolak kritik Amerika Serikat atas terpilihnya Teheran dalam komite lembaga swadaya masyarakat PBB dengan mengatakan bahwa kritikan Washington berlandaskan atas tuduhan tak berdasar dan melanggar semangat kerjasama, yang dibutuhkan di badan dunia itu.

Duta Besar AS Samantha Power pada Rabu mengatakan, "Pencalonan Iran, yang tanpa tentangan, sekalipun pihak berwenang secara teratur menahan pegiat hak asasi manusia, melakukan banyak penyiksaan, pelecehan dan pelanggaran proses hukum, merupakan hasil sangat mengganggu."

Hamid Babaei, juru bicara misi PBB Iran di New York, dengan keras menolak pernyataan Power. "Iran dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar yang terdapat dalam laporan (Power) mengenai status hak asasi manusia dan kebebasan sipil di Republik Islam Iran dan menilai kedua pernyataan itu tidak konstruktif, obstruktif dan bertentangan dengan semangat kerjasama antara negara-negara anggota berdaulat," katanya.

Kritik keras AS itu menyusul keputusan Washington untuk menolak masuknya duta besar baru Teheran untuk PBB Hamid Abutalebi atas dugaan keterkaitannya dengan siswa yang menyandera pekerja kedutaan besar Amerika Serikat selama 444 hari pada 1979-1981, suatu keputusan yang akan Iran perjuangkan.

Komite lembaga swadaya masyarakat PBB itu akan memutuskan lembaga swadaya masyarakat yang akan memperoleh akreditasi di PBB. Negara-negara berkembang konservatif berupaya untuk memblokir akreditasi pada LSM internasional gay-lesbian beberapa tahun yang lalu, dan masalah itu dibawa ke Majelis Umum, yang kemudian memilih untuk mengakreditasi kelompok tersebut.

Babaei mengatakan Iran memiliki catatan panjang bekerja secara efektif di PBB dan memelihara komunitas lembawa swadaya masyarakat di dalam negeri. "Masyarakat sipil dan ribuan LSM secara aktif mengejar tujuan mereka di bidang yang beragam seperti sosial, ekonomi, lingkungan, politik, perempuan dan hak asasi manusia, di Republik Islam Iran," kata pernyataan itu.

"Dengan latar belakang ini, jelas bahwa kehadiran aktif Iran di badan-badan Perserikatan Bangsa Bangsa akan membantu dan melayani pencapaian tujuan organisasi non-pemerintah," kata juru bicara itu.

UN Watch, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Jenewa yang memantau kerja PBB, mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis yang mengungkapkan kemarahan atas terpilihnya Iran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement