REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani dalam wawancara langsung dengan TV Iran Selasa malam mengatakan, pemerintah mengikuti kebijakan rekonsiliasi baik dalam kebijakan dalam maupun luar negeri. Mengenai kebijakan luar negeri, Rouhani mengatakan pemerintahnya telah mengambil langkah besar dalam bidang ini dan langkah-langkah lain harus diambil tegas, terus-menerus dan secara berhati-hati.
"Sanksi-sanksi satu kekejaman besar bagi rakyat kita, dan bangsa kita serta dunia dirugikan karena itu, kata Rouhani.
Mengenai perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1, Presiden Rouhani mengatakan bahwa langkah-langkah yang baik telah diambil untuk mencapai kesepakatan akhir. Dia menambahkan bahwa proses akan mengakhiri sanksi-sanksi dan "kami akan mengambil langkah-langkah lain dengan hati-hati. Hak bangsa kita adalah garis merah bagi Iran dalam pembicaraan nuklir dan kami tidak mengabaikan hak-hak ini," kata dia.
Dia melanjutkan dengan mengatakan jika pihak lain bergerak dalam arah hukum internasional dan peraturan-peraturan dan mempertahankan hak-hak rakyat Iran, perundingan dapat membuahkan hasil. Rouhani mengatakan bahwa "tujuan kami di dalam negeri maupun kebijakan luar negeri adalah rekonsiliasi.
Ia menambahkan hubungan Iran dengan negara-negara lain di dunia terus membaki. Namun, harus diakui hubungan dengan AS merupakan yang paling sulit. "Situasi hubungan kami dengan AS merupakan salah satu yang sulit dan masalah kita tidak dapat diselesaikan segera," kata dia.