REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (30/4) sore melemah sebesar 17 poin menjadi Rp 11.565 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.548 per dolar AS.
"Meski mata uang rupiah melemah namun fluktuasinya masih relatif stabil terhadap dolar AS," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu (30/4).
Menurut dia, fluktuasi mata uang rupiah itu dipengaruhi oleh psikologis pelaku pasar uang yang sedang menanti data-data ekonomi makro Indonesia seperti inflasi dan neraca perdagangan Indonesia. Selain itu, lanjut dia, psikologis pelaku pasar juga dipengaruhi oleh kepastian calon Presiden. Kepastian calon Presiden itu sangat dinantikan pelaku pasar keuangan untuk mempelajari arah kebijakannya terutama di sektor ekonomi.
"Sentimen domestik terkait politik yang sangat berpengaruh saat ini karena menentukan ekonomi ke depannya," katanya.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan bahwa sentimen di pasar uang cukup bervariasi sehingga pergerakannya cenderung terbatas. "Data makro ekonomi domestik yang akan dipublikasikan pada awal Mei akan memberikan petunjuk lebih lanjut atas kondisi neraca perdagangan, inflasi, dan manufaktur Indonesia," paparnya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (Rabu, 30/4), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.532 dibandingkan sebelumnya (Selasa, 29/4) di posisi Rp 11.589 per dolar AS.