Senin 05 May 2014 04:03 WIB

Rudi Garcia: Kami Semua Bersalah

Rudi Garcia
Foto: sport.sky.it
Rudi Garcia

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Juventus memenangi gelar La Liga Italia untuk ketiga kalinya secara beruntun tanpa perlu bermain pada Minggu ketika AS Roma, satu-satunya tim yang mampu mengejar mereka, menelan kekalahan 1-4 di markas tim papan bawah Catania.

Roma, yang menjaga peluang mereka dengan memenangi sembilan pertandingan terakhirnya, menampilkan salah satu penampilan terburuk musim ini saat melawan tim asal Sisilia.

Mariano Izco mengejutkan Roma dengan mencetak dua gol dalam rentang waktu enam menit pada babak pertama dan, meski Francesco Totti mampu mengemas satu gol balasan, itu hanya masa rehat dalam badai besar.

Gonzalo Bergessio memperbesar keunggulan Catania pada menit ke-56 dan Pablo Barrientis mencetak gol keempat timnya, untuk menghancurkan harapan-harapan Roma meraih gelar juara.

Kekalahan itu membuat Roma tertinggal delapan angka dari Juventus, yang akan menjamu Atalanta pada Senin (19.00 GMT) dengan dua pertandingan tersisa.

Juventus mengoleksi 93 angka dari 35 pertandingan, di mana Roma memiliki 85 angka dari 36 pertandingan, dan tim peringkat ketiga Napoli mengumpulkan 69 angka dari 35 pertandingan. Pertandingan Minggu depan antara Roma dan Juventus, yang semestinya dapat menjadi pertandingan terbesar musim ini, sekarang tidak lebih hanya akan menjadi seperti sekedar pertandingan persahabatan.

"Kami semua bersalah, para pemain dan pelatih," kata pelatih Roma Rudi Garcia kepada stasiun televisi RAI.

"Anda dapat kalah pada beberapa pertandingan, namun tidak seperti itu dan saya menginginkan balasan dari tim saya Minggu depan."

"Kami telah melihat perbedaan dalam motivasi antara dua tim. Ketika hal itu tidak ada, sulit untuk menang."

"Kami meninggalkan permainan kami di ruang ganti, tidak ada pergerakan dan kami kalah pada semua tekel," tambah pria Prancis itu.

Juventus sekarang memiliki rekor memenangi 30 gelar Liga Italia, termasuk tiga musim beruntun sejak Antonio Conte menjadi pelatih pada 2011.

"Scudetto selalu istimewa, khususnya ketiga kalinya secara beruntun sebagaimana yang belum pernah terjadi pada kami sebelumnya," kata Conte kepada para pewarta pada Minggu pagi. "Bahkan pelatih-pelatih legendaris tidak mampu memenangi tiga gelar beruntun."

"Hal terpenting bukan kapan atau bagaimana scudetto itu tiba, namun bahwa itu tiba," tambahnya.

Sepertiga terakhir

Pergerakan-pergerakan Roma berulang kali dipatahkan pada wilayah sepertiga terakhir lapangan dan satu kegagalan mengawali serangan balik Catania yang berakhir dengan sepakan tumit Leto menuju jalur lari Izco, yang sepakannya gagal dihentikan Morgan De Sanctis pada menit ke-26.

Enam menit berselang, Rodrigo Taddei salah mengirim operan di lapangan tengah untuk mengawali serangan balik lain dari Catania, yang dituntaskan Izco dari sudut sempit.

Permainan Roma sempat membaik ketika pemain 37 tahun Totti melepaskan sepakan voli dari jarak dekat pada menit ke-37, dan upaya Gervinho untuk menggagalkan kedudukan digagalkan Alberto Frison sebelum turun minum.

Catania, yang memerlukan kemenangan untuk bertahan di Liga Italia, mengembalikan keunggulan dua gol mereka pada menit ke-56, ketika tembakan Leto dapat digagalkan De Sanctis dan Bergisso menyambar bola pantul.

Barrientos melengkapi kemenangan Roma dengan gebrakannya dari tepi kotak penalti.

Catania meninggalkan dasar klasemen dan digantikan oleh Livorno, yang kalah 3-5 di markas Udinese pada pertandingan di mana tujuh gol tercipta pada babak pertama.

Bologna bermain imbang 0-0 di markas Genia pada hasil lain yang menguntungkan tim Sisilia itu, dan Chievo takluk 0-1 oleh tamunya Torino.

Hasil-hasil itu membuat Chievo menduduki peringkat ke-16 dengan 30 angka, diikuti oleh Bologna (29), Sassuolo (28), dan Livorno (25). Tiga tim terbawah akan terdegradasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement