REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja ekspor nonmigas pada neraca perdagangan kuarta I 2014 menguat. Ekspor nonmigas memberikan kontribusi besar terhadap surplus dari neraca perdagangan.
"Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi global yang membaik," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers bulanan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (5/5). Dia menilai, perekonomian Cina tidak berimbas pada neraca perdagangan dalam negeri.
Lutfi mengatakan, peningkatan kinerja ekspor nonmigas menciptakan surplus. Kontribusinya menghasilkan surplus sebesar 2 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas didominasi oleh sektor industri sebesar 66 persen dari seluruh produk ekspor. Kemudian ekspor sektor industri meningkat 3,6 persen atau senilai 29,3 miliar dolar AS pada triwulan pertama 2014.
Membaiknya kinerja ekspor juga ditunjukkan dengan kinerja ekspor produk manufaktur yang meningkat. Diantaranya perhiasan 112,5 persen, bahan kimia organik 41,4 persen, produk perikanan dan udang 22,4 persen, benda dari besi dan baja 15,7 persen, dan barang dari plastik 7,6 persen.
Selain ekspor yang menguat, penurunan impor juga memberikan kontribusi terhadap surplus. Saat ini tercatat penurunan impor sebesar 5,6 persen dan permintaan impornya sebesar 4,3 persen dibandingkan tahun lalu.
"Ini menjadi berita gembira mengingat impor migas selalu meningkat," kata Lutfi. Total impor periode Januari hingga Maret 2014 mencapai 43,2 miliar dolar AS atau menurun sebanyak 5,3 persen. Kemudian impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 6,7 persen dan impor gas sebesar 4 persen.