Jumat 09 May 2014 22:49 WIB

Seluruh Pemberontak Suriah Sudah Tinggalkan Homs

 Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, HOMS -- Pemberontak terakhir meninggalkan medan pertempuran di tengah kota Homs, Kamis, menandakan kemenangan simbolis Presiden Bashar Al Assad menjelang pemilihan umum.

Tapi, oposisi menyerang balik di pusat kota Aleppo. Mereka meledakkan hotel yang berubah menjadi pangkalan militer.

''Setidak-tidaknya 14 tentara dan milisi pro-pemerintah tewas akibat ledakan itu,'' kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Assi manusia (SOHR).

Sekitar 1.000 petempur pemberontak telah meninggalkan Kota Tua Homs. Demikian data yang diberikan oleh gubernur provinsi Homs, Talal Barazi, kepada AFP.

''Tetapi, tujuh bus yang membawa 300 petempur terakhir dicegat karena para petempur Islam tidak mengizinkan pasokan-pasokan pangan ke dua kota Syiah yang dikepung di Provinsi Aleppo,'' kata SOHR.

Barazi mengatakan mereka dicegat di jalan keluar utara dari Kota Tua itu tanpa memberikan alasan.

Rami Abdel Rahman, yang memimpin SOHR, mengatakan para petempur Islam itu membatasi masuknya pasokan-pasokan pangan ke Zahraa dan Nabol. Mereka hanya memperbolehkan dua truk, bukannya 12 truk sesuai kesepakatan pemerintah dan pemberontak dalam perundingan-perundingan di mana mereka tidak dilibatkan.

Barazi sebelumnya mengatakan lebih dari 200 petempur,sebagian besar pemberontak dan juga termasuk sejumlah wanita dan anak-anak, telah dievakuasi meninggalkan Kota Tua itu pada Rabu.

Pengungsian itu dilakukan setelah militer mengepung kota itu hampir dua tahun, menyebabkan pemberontak terkurung dalam satu distrik di pinggiran satu kota yang pernah menjadi pusat pemberontakan.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement