REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang terus membaik menjadikan negara ini target ekspor sejumlah komoditas khususnya makanan dari Indoensia. Pada 2013 pertumbuhan ekonomi Korsel mencapai 2,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya dua persen.
"Saat ini pertumbuhan ekonomi Korsel juga membaik," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak, Ahad (11/5).
Nus mengatakan, Korsel merupakan negara maju di Asia yang berbasis teknologi. Saat ini Korsel menjadi akses pasar wilayah Asia dengan Produk Domestik Bruto per kapita sebesar USD 33.200 pada 2013. Sehingga akses ini bisa dijadikan potensi dalam merambah pasar yang luas. Kementerian Perdagangan juga positif mampu memperluas pasar. Angka ekspor makan Indonesia mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Pertumbuhannya positif, yakni sebesar 8,78 persen per tahun.
Kategori produk makanan yang digemari Korsel antara lain buah-buahan dan sayuran, daging dan produk unggas, teh, kopi, aneka makanan dan minuman, produk organik, bahan makanan, hasil laut (seafood), aneka produk kesehatan, serta suplemen makanan. Banyaknya produk yang diminati dan angka pertumbuhan yang meningkat membuat Indonesia optimistis. Sehingga target ekspor makanan dan minuman olahan 2014 bisa tumbuh sebesar 10,5 sampai 11,5 persen atau senilai 4,9 hingga 5 miliar dollar AS.
Sementara itu berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan antara Indonesia dan Korsel pada 2013 mengalami defisit sebesar 170,16 juta dollar AS. sementara total ekspor Indonesia ke Korsel senilai 11,42 miliar dollar AS, dan impor sebesar 11,59 miliar dollar AS. Untuk nilai ekspor makanan Indonesia ke Korsel sebesar 69,19 juta dollar AS. Saat ini Korsel menjadi negara tujuan ekspor nomor tujuh bagi Indonesia.