Jumat 16 May 2014 16:16 WIB

Google Diminta Hapus Data Soal Paedofil, Ada Apa?

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Bilal Ramadhan
Google
Foto: Reuters//Andrew Kelly
Google

REPUBLIKA.CO.ID, Pengguna Google di Eropa menuntut perusahaan mesin pencari ini untuk menghapus data mereka yang sudah tidak relevan dan kadaluarsa dari database Google. Menurut laporan BBC (16/5), salah satu permintaan datang dari seorang politisi yang berusaha untuk memperbaiki citranya saat pemilihan ulang.

Permintaan juga datang dari seorang pria yang dihukum karena memiliki gambar pelecahan anak dan seorang dokter yang meminta review negatif tentang dirinya dari pasiennya dihapus. Ketiganya meminta Google untuk menghapus data mereka dan link yang menunjukkan kasus mereka.

Google sendiri belum memberikan komentar atas apa yang disebut 'hak untuk dihapuskan' ini sejak putusan dari pengadilan Eropa mengecewakan. Google juga enggan melansir secara rinci sudah berapa permintaan penurunan yang diterimanya sejak Selasa.

Kasus ini bermula dari seorang pria Spanyol yang mengeluhkan pemberitahuan lelang atas pengambilalihan rumahnya pada pencarian Google telah melanggar privasinya. Atas kasus ini hakim pengadilan setempat memutuskan mesin pencarian untuk menghapus link yang berkaitan tentang informasi tersebut meski informasinya tidak benar-benar dihapus.

Keputusan ini cukup mengejutkan karena bertentangan dengan nasihat dari advokat Uni Eropa yang menyebutkan mesin pencari tak perlu menghormati permintaan tersebut. Komisaris Uni Eropa Viviane Reading menggambarkan keputusan itu sebagai kemenangan untuk perlindungan data pribadi di Eropa. Sementara yang lain khawatir akan konsekuensi kebebasan berbicara ini.

Kritikan datang dari pendiri Wikipedia Jimmy Wales yang menyebut putusan ini 'menakjubkan'. Sementara pendukung kebebasan berbicara The Index on Censorship mengatakan, putusan pengadilan harus mengerti orang di Uni Eropa akan kebebasan berekspresi dan informasi.

“Pengadilan mengatakan keinginan individu lebih besar daripada kepentingan masyarakat dalam fakta-fakta lengkap tentang sebuah insiden,” katanya.

Seorang pengacara di Pinsent Mason, Marc Dautlich mengatakan Google mungkin menemukan aturan baru yang sulit diterapkan. “Jika mereka mendapatkan volume permintaan yang besar apa yang akan mereka lakukan? Mengatur seluruh industri memilih-milih dokumen?” tanyanya.

"Saya tidak bisa mengatakan apa yang akan mereka lakukan, tapi jika saya jadi mereka saya akan mengatakan tidak dan memberitahu individu untuk menghubungi kantor komisi informasi,” kata Dautlich.

Atas putusan ini beberapa organisasi berita telah melihat adanya peningkatan penghapusan informasi dan artikel dari internet.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement