Jumat 23 May 2014 14:07 WIB

SBY: Dunia Butuh Keteladanan

Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di  Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).
Foto: Reuters
Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai saat ini dunia membutuhkan keteladanan seorang pemimpin. Sebab, keteladanan itu yang mampu menjawab tantangan di masa depan.

Hal itu disampaikannya saat menerima Global Statement Award dari World Economic Forum (WEF) di Manila, Filipina, Jumat (23/5). Presiden SBY menjadi presiden pertama di Asia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

"Dunia, membutuhkan semangat keteladanan untuk menjawab tantangan di era ini. Sebuah tekad untuk menantang asumsi-asumsi lama , mendobrak batasan-batasan dan masuk ke wilayah baru," katanya.

Presiden juga beranggapan sudah saatnya menghilangkan kata 'kita' dan 'mereka' di era globalisasi yang banyak perbedaan, kepentingan lokal, nasional, dan global. Menurutnya, kesamaan yang harus didepankan daripada perbedaan tersebut.

"Perlu juga memprioritaskan kepentingan bersama untuk masa depan daripada perbedaan di masa lalu," katanya.

Dalam kesempatan itu pula, ia melihat adanya bahaya dehumanisasi di tengah perubahan di era globalisasi saat ini. Menurutnya, sisi kemanusiaan harus menajdi jiwa dan ruh dari setiap tindakan dan kebijakan.

“Kita harus melanjutkan pembangunan yang menghormati martabat manusia, merangkul politik yang mengedepankan kebebasan, serta membangun dan menggunakan mesin yang mengedepankan kemanusiaan,” katanya.

Dalam penerimaan penghargaan World Statesman Award, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Perdagangan M. Lutfi, Menteri Keuangan M. Chatib Basri, dan Mendikbud Mohammad Nuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement